Kata menjadi penghibur lidah yang kelu, menjadi benang pada jarum bernama bahasa, sebentuk aliran dari perasaan...

Selasa, 21 Desember 2010

Hujan

Sepenggal alunan nada melukiskan cerita
Indah berbalut kepedihan, memancar terpendam
Sang waktu bersabar mebalut luka demi luka, menutup cerita demi cerita
Tapi sang takdir hadir membawanya, bersama sepenggal cerita suram yang tergantung
Waktu menutup sang mata, hanya tawa, yang terpendam tersembunyi dalam sunyi
Takdir menyeringai, dia curi apa yg tersembunyi, dia koyak balutan sang waktu,
takdir membawa hujan....
hujan yang mengiris..
hujan yang menggerus jantung..
hujan yang menggigilkan rasa..
hujan yang begitu perih...
hingga tak sadarkan diri..
tapi, perlahan tapi pasti ia koyak luka luka lama seutuhnya
ia makan semua, tak bersisa...

Dan saat terbangun, hujan telah membersihkan semua luka...

Jumat, 08 Oktober 2010

Rajutan Bintang

Bersama malam kurajut bintang
Kucuri pendar mata binatang malam, kutaburkan pada rajutan bintangku
Kulayangkan bersanding dengan sang rembulan
Kunyalakan terang
terang
dan benderang
kukibaskan tarian malam bersama dingin yang kuperas dari akalmu
Supaya ia mengerling, berkedip jenaka
mengundangmu
untuk menatap bintang yang kurajut
untuk memeluk pendar yang kucuri
untuk mengecup hangat yang kutabur
untuk membalas kerlingan rasaku padamu...
Agar kau tau,, ada aku..
Yang setiap malam bergelayut pada langit kelam
mencari sosokmu
dan menabur rasaku padamu
yang hanya kau anggap sebagai hiasan malam..
Lihatlah
Rasakanlah
Ini bukan sekedar hiasan malam
karena bintang yang kurajut, penuh akan rasa...
Sayang...

Kamis, 29 Juli 2010

Another Birthday.. :)

Kudengar bersahutan ucapan kemeriahan..
Kecerna berulang doadoa mereka...
Kuucap lafas syukur dan kasih untuk mereka..

Doa yang kucerna,, menggumamkan namanya, yang belum pasti dan belum kukenal sosoknya..
Bersama rembulan membangkitkan rindu malam
Pada seorang pilihan dari-Nya..


huuuff.. Satu tahun berdetak melambat seketika berhembus kencang, meninggalkan goresan tintatinta kehidupan..
Dua dasawarsa berkumpul di belakang, membentang dua kepala lain yang menjelang...

Minggu, 25 Juli 2010

Aku dan Pangeran... *part 4

Musim panen baru berlalu. Sudah saatnya untuk para penghuni desa beristirahat. Festival akan datang. bersenang - senang, bersama..
Bahagianya..

Tapi, dalam senangku bergumam sedih. Festival dan kegembiraan, tanpa pangeran..
Ia pergi, pada sebuah pertemuan di kerajaan lain. Di kerajaan ini saja aku jarang sekali bisa bertemu maupun berbicara dengan pangeran. Ah, melihatnya saja jarang. Pangeran adalah pangeran. Dengan tanggung jawabnya kepada kerajaan ini, untuk desa ini juga..

Dan sekarang ia merantau pergi jauh untuk sebuah misi diplomatis.. Meninggalkan dan melewatkan Festival Bulan Panen tahun ini. Festival yang biasa ia pimpin kini diserahi pada adiknya, pangeran kedua yang biasanya hanya berdiam di dalam istana.. Padahal Sang Putri pertama yang telah menikah dengan pangeran kerajaan lain kini menyempatkan kembali untuk menghadiri festival ini..
Lantas, kenapa pangeran harus pergi?

Aku termangu sendiri berlatarkan tawa kebahagian penduduk desa..
Pergilah pangeran, dengan doaku, kembalilah segera..
Dan sinarilah lagi kerajaanmu, dengan senyummu...

Aku dan Pangeran... *part 3

Sabtu, 26 Juni 2010

Aku Aku terduduk lemah. Mentari tak lagi menyapa riang seperti sedia kala. Seakan ikut merasa. Lemahku. Sakitku. Aku merasa lemah. Kemarin, beberapa teman mengunjungi gubukku, membawakan sekantung doa untuk kesembuhanku. Aku bahagia. Tapi tubuhku tetap melemah. Tabib pun belum bisa memastikan kapan kesembuhanku. Biar saja. Ya, kubiarkan saja.

Saat aku tengah bermain dengan udara hampa, kudengar keributan kecil di depan pintu. ah, ternyata mereka. kembali membawakan sekantung doa untukku. tidak hanya itu, mereka juga membawakanku bibit tanam, untukku bekerja.. Uuugh.. harus ya? Mereka mengingatkanku akan kebunku yang sudah lama tak terusrus. Biar saja. Ya, biarlah.. :)

"Hei, nanti the witch akan datang bersama pangeran" Jantungku melemah setelah sekali pukulan tajam. Pangeran?? Bersama temanku, sang penyihir hitam istana.. Ohh.. Sudah lama aku tak melihat wajah pangeran, tak mendengar suaranya.. Sejak musim kemarau tiba, aku terlalu letih berkebun di tengah teriknya tatapan mentari. Aku yang terlalu lelah, tak pernah sekalipun berjalan berkeliling maupun memandang sekeliling semata.. Hingga saat ini.. Sampai aku terduduk lemah tak berdaya..

Tapi lihatlah! Pangeran akan datang! Sekantung doa dari mereka bersama kepedulian milik pangeran, merenggut sakitku sedikit, menyelimutiku dengan bahagia yang menyejukkan.

Bersama canda waktu berlenggang pergi, memaksa mereka untuk pergi juga. Meninggalkanku sendiri lagi. Bukan kesendirian yang melemahkan. Tapi sendiri dalam penantian penuh harap. Entah mengapa jantungku yang semulai terkulai, berdentum tidak karuan. Hanya membayangkan. Ya, cukup membayangkan sesosok pangeran pujaan yang akan datang.

Detik dan detak. Aku termangu, hingga sebuah pintu berderak mengguncang dan menggetarkan hatiku..
Ah, itu adalah pangeran.. Bersama the witch yang memandangiku penuh makna dan menggoda. The witch, sahabatku yang tau betul perasaanku pada pangeran.

"Hai, wajahmu lucu,, seperti hewan penjaga istana.. hahaha!" Ugh.. Pangeran masih seperti itu. Tawanya, candanya.. Aku merengut penuh bahagia... Bertiga kami menjalin canda bersama. Sakitku kembali direnggut oleh kedatangannya, sakitku berteriak ingin berlari, takut akan luapan bahagia yang berlimpah di hatiku.

Wajahku merekah, tawaku mengudara... Bahagiaku mengalir dalam pondok sunyi yang kini berbunga...
Sampai dentang Istana menggelegar. Pertanda waktu pangeran kembali..
Ah,, jangan pergi...

"Yah,, aku harus pergi sekarang. Kau tak perlu memikirkan kebunmu, pikirkan kesehatanmu.. Lekas sembuh" ucapnya lembut sembari memberiku secangkir senyum ketulusan dan sebuah tatap menguatkan.

Pangeran pun pergi, meninggalkan aku yang berbalut senyum yang terus merekah.

The witch menatapku dan memberiku senyum menggoda, dan berbisik padaku:
"Taukah kau? Pangeran pernah bilang padaku, kelak kau pasti bisa menjadi istri yang baik!" Dengan kerlipan mata the witch yang penuh makna, ia menyusul pangeran menuju istana. Meninggalkanku, setelah memberiku setumpuk rekahan batu merah muda besar, di hatiku yang terhimpit bahagia..

Ah, malam ini aku kembali sendiri.Bersama sakitku yang benar-benar berlari ngeri menatap senyum sumringahku. Mataku tak terpejam. Bayang-bayang wajahnya, senyumnya, tawanya.. Juga bisikan the witch yang berasa membahana dalam anganku...

Ah, entah kapan aku terlelap menuju bahagia.. tapi kuyakin pasti, esok aku bisa kembali bekerja... <3

Sabtu, 24 Juli 2010

Dua Butir Permata Kesepian

Saat sapa senja tertumpah dalam keremangan cahaya,
Bersama langkah kau mulai merajut batasbatas
merangkai jarak yang perlahan mulai menelan beribu butiran sekat, membesar..
Kutesteskan dua titik bulir permata milik kedua mataku , dua butir permata kesepian..
Tersengal lidah memoles kata, memanggilmu..
Tiada balas sapa, hanya dengusan tiupan cahaya lemah kelembutan
Kau tiupkan pada dua butir permata kesepian milikku yang perlahan menyala
Menyebarkan redup cahaya berbayang, melukiskan penantian...
Kutitipkan mereka di ujung tangkai putih melumer yang terkejar waktu
Tangkaitangkai sebagai tanda waktu kepulanganmu
Kurebahkan bersama balutan kasih yang merekah merah
Menemaniku, dalam tatap cahaya senja yang kau bawa pergi
Bersama remang cahayamu yang terus menyala kau terus melangkah
Bersama tatapku disini, dalam bayangbayang pendar permata kesepian yang kau nyalakan
Menantimu
Menanti kupulanganmu
Dari negeri itu...



*Melangkahlah bersama terangmu, dalam doaku...
Lalu pulanglah dengan cahaya yang lebih terang, dan benderang...

Satu Kehidupan

Pekat melumat dalam sandaran cercah rembulan
Tabu memburu dalam sapa riang langit malam
Pada segenggam redup bintang menyayat tatap
Pada segelak angin malam merengkuh kelam
Terpekur dan tergugu
gumpalan kenangan
detak kehidupan
dan kabut yang menghadang
Tertawa menegak pusara permainan
Merintih menghirup puingpuing kesabaran

Berdiri tegak..
Menatap titik terang berselimut kelam...
Dalam satu kehidupan...

Jumat, 23 Juli 2010

Tertutup Malu

Termangu ku berpaling dari rasa
Bersorai dalam gempita suasana
Berteduh dalam anyaman tawa-canda
Berirama terpekur lupa akan rasa

Satu ingatan
Satu pandang
Satu ucap
Lalu,,
Sebuah kehadiran

Terlonjak oleh luapan rasa
tersadar oleh satu pola
bersama akal mengelabui rasa
bersama jiwa membentuk asa

Hadirku
Ucapku
Terkulai lemah oleh guncangan rasa
Tertimbun malu berbadan kekar
Menghimpit kata
Menekan tindak

Jauh...

Jenaka tak lagi kurengkuh
Canda tak mampu kutenun
Bersamanya...

Saat bersamamu, kutertutup malu...

Minggu, 27 Juni 2010

Alhamdulillah... *curhat :p

I am 19 years old now, going to 20th.. Just about one month later..
Aku pernah mikir, kelak dengan bertambah kepala menjadi dua, aku bakal punya kepala lebih untuk berpikir lebih dewasa..
Aku pun merasa itu hal biasa, seperti saat aku melaluli usia 17tahun.. I thought dat something just would change or happen.. But nothing. It was just my another birthday, nothing special..
Jadi kupir, begitu juga my 20th birthday later..
 
Tapi ada sesuatu...
Aku sering berdoa, meminta pada Allah swt untuk terus dibimbing dan diberikan ilmu dan pemahaman2 supaya bisa hidup di dunia, full dengan ridha-Nya, dan dengan penuh cinta-Nya..

I got it.. Alhamdulillah... Aku merasa semua dimulai dari perjalanan umrahku April 2008 kemaren. Getaran itu. Ada. Subhanallah..

Dimulai dari papa dan mama yang mulai mempelajari tentang "keikhlasan". Perlahan, mereka memberitahukan pemahaman2 mereka padaku. aku tertarik, diikutkan di Quantum Ikhlas. Subhanallah.. Aku, yang sebelumnya sering banget mempertanyakan 'arti kehidupan' mendapatkan jawaban. Bahwa hidup adalah tempat untuk 'mampir', cuma bentar. Apa yang kamu percayai akan terjadi, pasti akan terjadi. Percaya, benar2 percaya karena Allah dan tanpa dibumbuhi hawa nafsu.

Aku mengalaminya, aku merasakannya. But there's sumtin' within me... Ada yang mengganjal. Perasaan percaya itu meluntur seiring waktu. Perlahan semuanya semakin pekat. Aku melepaskan peganganku dengan Allah swt.. Astaghfirullahalazim... Sangat kacau.. kehidupanku, perasanku.. Na'uzubillah..

Aku merasakan perasan2 itu.. gelap. jatuh. ingin mati. Astaghfirullah.. Entah kemana perasan1 sebelumnya. But It was my feeling.Semua milikku. Dan aku bersyukur sekali merasakan itu.. Aku merasa itu adalah langkahku selanjutnya menuju kedewasaan..

Ya Allah,, bimbing aku selalu.. Masih ada sebulan lagi sebelum ulang tahunku.. Masih ada waktu untuk lebih memperbaiki diri. Di umurku yang ke-20 aku akan menjadi Vidya yang lebih baik lagi, lebih dewasa, lebih sabar, dan bisa lebih bersyukur lagi. Amin, Insya Allah.. :)

Ya, perasaanku emang lagi kacau. dari masalah sepele yang membuatku marah2 gak karuan. Masuk rumah sakit karena DB+thypoid. Perasaan gak sabaranku. Sampai ada juga perasaan suka yang meluap2 karena seseorang.

Biarlah, kubiarkan semua mengalir apa adanya. "Dibalik semua yang kita kerjakan ADA yang mengerjakan untuk kita."- dari Pak Erbe Sentanu.. :)
Alhamdulillah...

Ada Rasa

Ada rasa
mengalun mengambang, memberi warna
Ada rasa
mencelupkan dirinya dalam udara
melest pergi dan seketika mencekik kembali
Ada rasa
Menghamburkan akal
memporandakan pikiran
melukiskan tulisan
tak bermakna
tak bersajak
Biarlah...
Karena ada rasa
mengalirkan semua
cucur darah dan air mata
ataupun hujan bunga berlatarkan pelangi
Ya,, ada rasa..
menenggelamkan jiwa dalam hangat kasih
atau gelap dan dalam palung hitam
yang mana?
sama saja
Karena itulah rasa...


*dan karena rasa itulah, akalku menghilang, permainan kata yang biasa kumainkan hanya menjadi onggokan kata - kata, tak berbentuk, tak bersajak..
Karena ada rasa...

Rabu, 09 Juni 2010

Cinta Kita

Mengalun merajut ingatan
saat senyum terkembang
saat canda ditebarkan
saat bersama menjadi harta terindah
cinta itu menyelimuti
Rasaku melambung menebarkan riang
saat bersama
menenun canda
merangkai bahagia
bersama...

Ya, detik tak ingin berdiam
berjalan meninggalkan
butiran dan potongan kisah
cerita indah untuk dikenang

Melangkah bersama
Tapi arah yang berbeda
dalam hati terus terjalin
berjalan menjauh
berpisah jalan
tapi tenang saja
hanya sementara

aku melangkah
tersandung ego dan manja
terluka sementara
menahan perihku sendiri
tapi
sayup sayup kudengar
terbawa semilir angin
rintih tangis sebutir cinta
bersama potongan cintaku yang lainnya

Ada apa?
Baru saja usai tangisku
Kudengar tangismu
Baru saja reda emosiku
Kurasa dahsyatnya emosimu

Oh Tuhan... Inikah cobaan?
Saat kami tengah melangkah terpisah
terpaut satu oleh jalin kasih
Kau getarkan alur cinta kami
Kau riakkan tenang air cinta kami

Oh Tuhan... Inikah ujian?
Untuk mempererat makna cinta kami
kumohon Tuhan
hentikan tangisnya
rapuhnya turun menjadi rapuhku
kumohon Tuhan
redamkan emosinya
ledakkan emosinya
juga mengalir di darahku..

Kumohon...
hentikan tangisnya...
Kuatkan jiwanya...
Kokohkan cinta kami...
selalu
selamanya...

Tolonglah, Ya Allah...

cintaku, seutuhnya milik kalian.. selalu, selamanya.... Aku sayang kalian Pa, Ma, Mas... :)

setelah kubaca ulang, jadi wagu *agak aneh.. :D "Untitled"

dalam lingkar rengkuhku
aku mengais rasa
aku merindu bahagia
kutinggal asaku
kubuang mauku
pada satu ego tak bernyawa
membuatku buta akan rasa

sesak mendesak hati menyempit
bisik-bisik sendiri merayu-rayu
untuk bahagia yang tengah bernyanyi
dan menamparnya bungkam
menghajarnya menepi
Sampai sepi menjadi rasa
Hingga ego tertawa
Dan gelap membahana

Aku terpendam dalam diam
aku menyelam dalam sunyi
meninggalkan asaku
membuang mauku
terbahak dalam senyap
merapuh dalam sendiri

Lalu,,,

Dentaman tabu menggelegar
membuka mata terpejam
menghantam jiwa melayang
meninju akal tertawa gila
menggetarkan sekujur raga
mengalirkan air sesal
merintih dalam tatap cahaya
membuka semua pandang

Ah,, sendirilah sang tabu
kepedihan panik kehilangan alasan
kesengsaran berlari terbakar pandang
merana hilang tertelan realita
mereka yang kupuja

Saat aku merintih
kudengar rintihan mereka
Saat aku menyendiri
kudengar panggilan mereka
Saat aku terisak
kudengar isakan mereka
tapi puas tak pernah kusapa

tapi apa??
derita mereka bukan deritaku
tangis mereka tak sampai di telingaku
kepedihan mereka tertutup oleh pedih semuku
senyum derita mereka kutatap iri oleh rintihku

mereka tertawa
mereka tampak selalu bahagia
seakan tak ada angin yang kan menggoyah mereka
seakan ombak tak ingin melebur karang mereka
tapi semua sama

sedihku sedih mereka
sedih mereka menjadi sedihku
tawaku tawa mereka
tawa mereka menjadi tawaku

sedih dan tawa
selalu datang silih berganti
pasti

tak ada sendiri
ada mereka
tak ada sepi
ada mereka

bersama,,,
kurasakan rasaku dan rasa mereka....
:)

Selasa, 08 Juni 2010

Aku dan Pangeran... *part 2

Tersungut - sungut aku melangkah.. Kusapa bintang yang tengah menaungiku dalam malam indah ini. Wahai bintang, bantu aku... Aku ingin melihat dan menyapa pangeran..

Semakin aku melangkah, tubuhku memanas, getaran di sekujur tubuhku menguat. Hatiku melambung. Kupandang kitab milik seorang temanku. Beruntung, aku mememiliki teman yang bekerja di kerajaan. Sungguh beruntungnya dia, menyokong pangeran dalam pertunjukkan yang akan di adakan saat festival nanti. Dan saat ini aku ke tempat ini bukan untuk pangeran, sama sekali bukan. Aku ingin menyerahkan kitab ini, milik temanku itu. Tapi tetap saja. hatiku terbakar. Saat aku tau, ada kesempatan untukku bertemu pangeran... Di saat para anggota kerajaan tengah sibuk menyiapkan festival kerajaan. Di saat pangeran tak sempat lagi mengunjungi desa..

Ah, pangeran... Aku tau, mungkin aku memang sama sekali tidak sepadan dan tidak cocok untuknya. Aku juga tidak pernah berani mengkhayalkan menjadi pendamping hidup pangeran. Aku tau, aku sadar. Aku hanyalah rakyat biasa, yang memujanya, pangeran.. Dengan senyum riangnya pada semua, dengan keramahannya, dan kebaikan hatinya. Jantungku pun tak pernah berhenti berdetak kencang saat aku berada di dekatnya. dekat? Apakah jarak 20 meter bisa dibilang dekat? Karena saat ini wajahku memanas, tubuhku ikut berdetak.. aku tau pangeran di sana, di panggung itu yang berjarak sekitar 20 meter dari tempatku berada.

Dengan lega aku menyapa temanku. Lega? Apakah saat tubuhku memanas, wajahku merona, dan bulir keringat perlahan menetes ini bisa menjadi tanda - tanda kelegaan? Aku menyapa temanku, memberikan kitab miliknya. Ia mengajakku masuk dan menonton latihan pagelaran yang akan mereka lakukan. Waw, sungguh tawaran yang luar biasa. Ingin aku masuk dan menatapnya selama yang aku bisa. Menatapnya bergerak lincah dan indah. Ah, bahagianya...

Tapi ada yang menggenggam kedua kakiku. Ada yang menenggelamkanku. Kucari kembali sosok pangeran, ah. Jantungku berhenti berdetak. Lidahku seakan mencari perlindungan saat ia berkata, "Ah, gak usah deh aku pulang dulu, sudah malam, Daaagh!"

Tak ada lagi yang menggenggam kedua kakiku, tak ada lagi yang menenggelamkan tubuhku di tanah itu. Aku terlempar. Aku diterbangkan. Secepat kilat aku berlari, menjauhi sosok pangeran. Menjauhi sumber dari semua kesesakkan ini. Tubuhku butuh udara, sesuatu yang susah kudapatkan di saat aku berada di dekatnya, pangeran..

Ah.. Saat tersadar, aku tengah berjalan sendiri di bawah terpaan bintang. Mereka seakan menertawakan ke"pengecut'an ku.. Aku pun tak tau. Kemana perginya semua keberanianku? Masih bisa kurasakan degub jantungku, saat aku membawa semua bayangan pangeran tadi ke dalam kepalaku. Aku, aku sangat memujanya, membuatku susah untuk bernafas, dan,,, Lari..

Ya, melarikan diri dari rasa yang meluap-luap yang tak bisa kutanggung lagi. Menyedihkan sekali. Dan aku terus berjalan pulang, dihibur oleh nyanyian jangkrik sepanjang perjalananku. Ah, indahnya suara mereka.

Aku sampai di gubukku. Masih dapat kuingat wajah pangeran saat itu, masih dapat kurasa degup dan panasnya wajahku saat itu. Tapi, aku pun masih dapat mengingat alunan nyanyian jangkrik yang menenangkanku.

Ah, sudahlah.. Terimakasih jangkrik, yang telah menenangkanku. Pangeranku, selamat malam..
Dan kusudahi malamku...

Kamis, 03 Juni 2010

Perihku

Berlari meninggalkan nyata
Menyeruak pikir memeluk pekat hampa
Menari-nari bersama khayal
Pencipta rasa hampa dan perih yang membuat rindu
Mencumbunya, gelap sesat dan tangisan darah
Merangkulnya, mati rasa dan tatap tak bernyala
Merengkuhnya, bisikan setan dan tawaran kematian
Bermain bersamanya, ego dan manja
Bersenang - senang bersama rasa dalam palung kegelapan
Merasakan nyaman berselimut rasa sesat
Biarkan, tinggalkan aku di sini
Jangan panggil aku, jangan bawa aku
pada nyata...
Karena nyata, memeras air mata
Karena nyata, tengah bergemuruh dan akan membantaiku
Karena nyata, tengah poranda oleh badai emosi
yang memanggil perih
yang kan menularkan perihnya
pada orangorang yang kusayangi, kalian...
Jadi, biarkan aku di sini
Jangan pedulikan aku saat ini
Aku yang tengah menikmati perih yang tak ingin kubagi
Biarlah perihku terpendam
Saat aku ingin membahagiakan kalian... =)

Rabu, 19 Mei 2010

Tarian di Penghujung Hari

Terduduk dalam kantuk, aku tengah menanti ujung hariku. Tempat ku mengarahkan kedua tanganku, membuka lembaran baru. Esok hari..
Saat dimana angan kembali bertualang. Mencari dan menanti, arti suatu hari. Kutemukan alunan lagu, miliknya. Senja jingga yang menawan itu. Bersama kantuk kuterbuai dalam alun. Dan malam ini, aku kembali mengenang seorang bak langit senja berwarna jingga...
Yang kukagumi, tapi tak kumengerti...
Yang membuaiku, tapi tak mampu kubuai...
Yang mampu membahagiakanku, tapi aku bukan bahagianya...
Ah, lagu itu begitu indah. Mengalun menemaniku berangan dan menyelam beribu makna. Bersama malam, dengan senyuman rembulan dan kerlingan bintang. Bak menari di tengah riuh tepukan langit malam,..

Belum, aku belum lelah. aku masih ingin menari melebur bersama harmoni ini. Sorakan jangkrik dan belaian angin malam. Aku masih ingin menari. Menari dan menari, bersama alunan langit senja di puncak malam...
Hingga lelah menyelimuti. Sampai kantuk merajai. Sampai lonceng pengakhiran terdentang...
Sampai aku menutup hari...
Sebelumnya, biarkan kumenari menikmati harmoni ini..
Menari seirama dengan melodi mengalun, sebagai penutup hariku..
Biarkan kukenang indah langit senja bersama tarian ini...



Sebelum kusudahi lagi, satu hari...

Tanpa Upaya

Lagi,, aku tersesat dalam derasnya arus air mata...
Aku berlari tiada nyali menjauhi realita..
Aku bagai pengemis yg meminta tanpa daya upaya..
Dan lidahku yang bodoh seakan berkata..
'biarlah aku dapatkan adanya tanpa daya upaya'
Dan detik pun berlalu siasia

Selasa, 18 Mei 2010

Lihatlah Dunia.. :)

Kutatap lekat sang naga, mengibaskan sayapnya yang perkasa, mendenguskan gumpalan asap panas dari hidungnya. Selalu. Selalu disana. Menjagaku. Ah, tidak. Mengurungku..

Kuberjalan melangkah keluar, satusatunya tempat aku bisa melihat bintang. Balkoni. Aku lebih beruntung dari putri berambut panjang yang dikurung di menara tinggi. Setidaknya, sang penyihir masih memberiku balkoni yang luas, tempatku memuja lautan bintang. Selain itu, naga selalu menatapku, mengusir lalatlalat kesepian dengan hembusan panas miliknya. Ya, aku lebih beruntung, mungkin..

Kuraba lembut sisi tepian balkoni. Sebuah batas. Ya, batas. karena ku tak pernah mampu melaluinya. Menara ini begitu tinggi. Terbentang di jurang tempat benua bercumbu mesra dengan samudra. Indah. Saat bintang yang kupuja tampak menyatu dengan samudra. Penyihir begitu baik memberiku pemandangan yang indah. Tidak seperti putri berambut panjang itu, yang dikurung di tengahtengah hutan temaram.

Seperti sebelumnya, kuisi kehampaan menatap gelap di depan, yang berhias kelip bintang pujaan, memantulkan kilaunya pada samudra, indah..

Di sini sepi begitu menghujam, sangat. Tapi lihatlah, ini bukan hampa tak berujung. Ada pesan samudra yang terbawa angin semilir. Ada bintang yang mengerlingkan kilaunya. Ada sang naga yang menghapus semua diam dengan kibasan dan dengusannya. Dan lihatlah, ombakpun ikut membisikkan katakata kedamaian. Bukankah ini indah?

Memang semua tampak begitu monoton. Tapi bukankah langit tak selalu melukiskan awan, bulan, dan bintang yang sama? Tapi bukankah laut selalu bergelora? Dan bukankah bintang itu tak pernah diam bercahaya tapi berkelip?

Saat kau merasa sepi dan hampa, perhatikanlah..
Tak akan ada hampa atau sepi, saat kau mau melihat dunia..
Dunia itu hidup dan bergerak, meski kau diam tak bernafas sekalipun..

Dan lihatlah dunia, saat kau merasa hampa. Maka dunia itu akan menerbangkan kehampaan itu dan menyelimutimu dengan keindahan dan kedamaian..
Lihatlah..
Dan rasakanlah keindahan itu... :)

Jiwa

Termangu sendiri beralas sepi
Merasuki lautan ketajaman jiwa
Yang terkadang terbang tinggi di sela awan
Seolah menikmati persembunyian putih
Menyapa riang surya tergantung
Dan menari bersama tenangnya kebahagiaan siang
Tapi terkadang meresap dalam gelap palung dunia
Tersembunyi dalam hitam kotor
Tiada senyum hanya hampa
Saat jiwa lari menjauhi cahaya
Saat jiwa pengecut terbiritbirit melihat sang surya
Saat jiwa nyaman bersama pekat malam laut dalam
JIWA
Tak pernah lelah berpetualang
Siang maupun malam
Tenang bahagia maupun gelap kematian..

Senin, 17 Mei 2010

Aku Sendiri

Senyum bukan satu topeng diri, bukan..
Inilah cerminan diri, aku..
Senyum dan ketenangan memang milikku yang terpantul di matamata mereka..
Sekali lagi, itu bukan topeng..
Tapi di mata mereka aku pun seakan kasat mata
Aku yang lainnya..
Aku bisa dengan bebas memantulkan bayang diriku di mata mereka
Diriku saat penuh ketenangan dan kebahagiaan
Tapi bagaimana dengan aku?
Aku yang mudah terpuruk
Aku yang mudah terluka
Aku yang berlinang air mata
Aku yang sesat dalam gelap
Ini pun aku, hanya aku yang lain..
Aku ingin ikut memantulkan kegelapan ini di mata mereka,,
Mengais pinta cahaya pada mereka...
Tapi, saat gelap ingin kupantulkan, senyum menjadi topeng,,,
Senyumku saat bercahaya..
Cahaya mengelilingiku, walau gelap dalam bersemayam pada pusat..
Tak ada yang tau
Tak mampu kupantulkan
Keterpurukan ini
Kesesatan ini
Kegelapan diriku yang terpendam
Tak ada yang tau,
Mereka tak tau..
Meski sang ibu sekalipun..
Dan aku berjuang sendiri
Dan tersesat sendiri
Melangkah gelap dengan berlinang air mata
Hanya sendiri..
Tak ada yang tau,,
Tidak ada...
Tidak..
Hanya aku sendiri...

Mati Saja

Aku mengaisngais tanah ketenangan
Mencaricari harta kebahagian
Kosong, hampa, tanpa apaapa
Panik berselubung diam..
Termangu menatap kedua tangan yang penuh tanah basah, kotor..
Tapi inilah tanah ketenangan
Dengan kasar ku usapusapkan tubuhku
Agar menyatu dan meresap pada ketenangan tanah
Perih, luka, kehampaan yg menyiksaku
Aku semakin panik
Kubenamkan kepalaku, kugesesekan wajahku pada tanah itu
Kenapa??
Kenapa kegalauan ini malah semakin menyiksa??
Wahai tanah ketenangan,,
Dimana ketenangan yang kau tawarkan???
Manaaa????
Aku lelah
Aku rapuh
Aku galau
Dan mulai menggila..
Akal itu pun mulai merasuk...
"MATI SAJA"
Karena sesat dalam tekanan ini
Bagai sebuah aroma kematian...

Jumat, 07 Mei 2010

Sadarlah

Rasa, adalah kamu
Jiwa, setengahnya kutawarkan padamu
Harapan, selalu tentang kamu
dan Esok, kutangguhkan untukmu
semua berakar padamu
tertanam dalam, entah berapa lama, entah berapa usaha
merengkuh erat pada jantung bumi, tak ingin pergi..
terpatri dan terpahat dalam anganku
saat tau dan sadar itu menjadi milikmu
bahwa,,,
Hingga saat ini,,
semua masih dirimu...
Sadarlah.. ****

Rabu, 05 Mei 2010

Aku dan Pangeran...

kuhisap dalam aroma pagi yang menggoda, kurasa damai menyusup relung jiwa...
kubuka mata menatap dunia, menenun langkah hari yang baru dibuka...

Aku pun berjalan menuju peraduan dunia, tempatku memenuhi dahaga. Dalam langkah pasti kurasa lezat menjilat tatap, saat pangeran berkuda hitam tampak berburu di seberang hutan. Aku berlalu melawan pesona riang pangerang yang mengusikku. Lalu,,

Dengusan keras menyembur lembut sebilah wajahku, kuangkat wajah ini, dan ah.. dengusan kuda hitam, dengan pangeran yang melambai menawarkan senyum di atasnya. Kubawa tawarannya, menggantinya dengan senyum sesaat yang dibalut derap kecilku untuk pergi. Ya, pergi.. Karena aku tak bisa mengambil lebih. Karena ku tak kuasa menangkap suara merdunya. aku belum siap, aku belum mampu.. Aku benar2 berlalu..

Kuteguk demi teguk buliran ilmu yang memenuhi dahaga. bersama riang celoteh para sahabat. Kembung mulai meraja, tapi ku tak rela. Dahagaku belum usai, kebutuhanku belum sampai. kuteguk lagi dan lagi. sampai perutku sakit.. Aku melemah.. Sampai kabar itu..

Seorang sahabat meneriakkan nama pangeran. Entah apa yang terjadi padaku, derap kaki, mata yang siaga, bersama satu rasa. Rindu.. Aku merindukan pangeran berkuda hitam itu, yang tak disangka menawarkan lambaian senyum di permulaan hariku, tadi. Aku berlari dan terhenti. Menatap sang pangeran yang tengah berdiri membelai sang kuda hitam. Ah, indahnya.. Aku ingin berada di atas kuda itu, bersamanya.. Anganku melayang, sampai aku bersuara..

"Pangerang sedang apa?" ah, aku terkejut pada kekuatanku.. kata demi kata kami alunkan bersama, perlahan, dengan detak jantungku yang menderu.. Ah, aku berani bersumpah aku sempat tak bernafas, saat melihat tawa lebarnya, senyum tulus yang memancarkan kegelian itu.. Aku merindukannya, sangat..

Tiupan terompet kerajaan dikumandangkan, sang prajurit sedang mencari pangeran.. Aku mendengar derap langkah mereka, menuju kami. Dan kulihat pangeran kembali menampakkan wajah bijaksanany.. ya, ini saatnya bagiku untuk pergi.. Aku berlalu, dimana seharusnya aku berada.. Menyesap butiran ilmu, menghapus dahaga yang masih harus dibenahi.. Perlahan, aku melangkah meninggalkan pangeran...

Waktu berjalan tanpa kompromi. bersama teguk, anganku menerawang, pada wajah itu, pada tawa itu, pangeran.. Kulihat mentari yang mulai condong ke barat.. Saatnya kembali ke peraduan.. Aku melangkah menuju tempat penghilang lelah..Kutatap istana yang menjulang, masih dapat kulihat pangeran disana. di atas kuda hitamnya, bersama para prajuritnya.. Ingin ku melambai padanya, tapi pangeran sedang berdiskusi serius dengan para prajurit.. Dan lagi, aku harus berlalu..

Di desa, kurebahkan tubuh dalam gubuk kecilku yang nyaman. Masih kusesap tetes demi tetes ilmu, memenuhi akhir dahagaku. Merasa bosan, aku berjalan keluar, hendak menikmati pemandangan bintang yang menggantung di lukisan Tuhan dalam langit desaku.. Saat ku menari bersama bintang, kumelihatnya. Pangeran.. Berjalan tanpa kuda hitam, bersama beberapa penduduk desa, tertawa.. Indahnya..

Kuberanikan diri melangkah, menyapanya.. Ah,, dia tersenyum. tapi Pangeran tetap melangkah, bersama penduduk desa. aku ingin menemaninya, terus, sampai pagi menjelang.. Tapi tubuh ini sudah lelah.. Sudah waktunya kututup hari.. Sudah saatnya  kubekukan diri, sebelum memerangi esok yang penuh perjuangan..

Kuputuskan untuk meninggalkannya.. Dia, Pangeran, yang ternyata tidak menyadari aku yang terhenti. Tidak mempedulikan sapaanku yang mengambang.. hanya membalas sekenanya..
Ah ya, aku tau..

Dia adalah panngeran, dan aku rakyat jelata.. Mataku terbuka di ujung hariku..
Dan aku pun menutup hariku, malam ini..

Rabu, 28 April 2010

Pelangi Harmoni


terbuka mata menatap dunia, penuh warna..
tergerak jiwa menelusuri alur alurnya
keindahan oleh tarian sang nada dengan berjuta warna
yang menari riang di tengah guyuran hujan melodi
menciptakan gurat gurat cahaya mentari yang membentuk alunan pelangi
alunan pelangi harmoni yang menyejukkan
tergerak tubuh menarikan tarian nada
terpanggil jiwa menerobos hujan melodi
bergerak riang di atas pelangi harmoni
Ah,, indahnya..
Aku baru tau
Aku baru melihatnya
Keindahan nada berbalut melodi, yang membentuk pelangi harmoni...

Senin, 26 April 2010

Langkah


Hari ini aku kembali melangkah, hanya langkah kecil. tapi cukup bagiku..
Hari ini aku pun menyelam, menyelami rasa, yang begitu rumit tapi sederhana..
Hari ini aku menari, dalam keraguan dan keyakinan yang berjalan bersama, berangkulan...
Hari ini aku aku mengasihi, satu keluarga utuh yang kupunya, begitu indah..
Hari ini aku juga bermain, bersama alunan nada yang beradu menjadi harmoni dalam balutan tekan tuts yang bergejolak.

Hari ini, begitu banyak yang kulakukan hari ini. tapi pikiran berkata tidak. tiada benda terwujud, tiada ilmu luas yang terteguk. hanyalah sesbuah tegukan seni, yang belum dapat menghapus dahaga. dahaga akan ilmu. dahaga akan kebutuhan, untuk berjalan, untuk melangkah maju. menuju titik yang telah ditentukan..

Sebuah titik, tempat dimana aku bisa meluapkan kasihku dengan sesama. titik dimana tangan ini menjadi penyalur Tuhan untuk membantu, untuk menghapus penderitaan mereka karena rasa sakit..

Titik dimana begitu banyak orang menginginkannya,,, tapi tampak aku siakan jalannya..
Ah,, aku harus mengayuhkan langkah ini lebih baik lagi,, agar aku tidak salah arah, dan segera meraih titik mulia itu...

Dan kuakhiri cerita ini, sampai disini..
Karena kuingin melangkah maju, menuju titik itu..
Semoga kelak aku mampu, menjadi dokter yang berguna untuk sesama.. Amin......

Minggu, 25 April 2010

Biar Saja

Kuendapkan rasa bersama rintih hujan perlahan,,
kubiarkan jiwa terbawa dan terpedaya oleh gelap
bersama alunan rintik hujan di malam temaram...
biar saja...

Dalam terombang ambing, aku terlelap...
seketika hentakan peringatan menarikku, kembali menuju damai
lagi, kubiarkan hati dan rasa mengalir, begiu saja
biar saja...

Rasa yang mengalir, damai yang merasuki perlahan
kurasakan saja,,
biar saja...

Ah, kau terselip lincah, menyeruak hatiku
satu sapaan, satu pertanyaan, berlanjut menjadi perbincangan..
biar saja...

Apa ini?? Berhenti!
jangan kau panggil lagi sepenggal rasa yang lama tertidur
terasing jauh dari peradaban, yang dibiarkan membusuk,, tapi tidak tergores sedikitpun..
Aku bilang berhenti!
Ah, kenapa??
Torehan luka yang mengering perlahan kau sayat dengan sapamu, dengan luapan sayangmu,, padanya, bukan padaku...
perih... masih...
ah... biar saja...

Tapi,, kenapa kau tidak berhenti??
Kau membuatku rapuh...
Seolah menikmati sayatan dan goresan luka yang perlahan akan membunuhku..
yang meneriakkan namamu untuk tidak meninggalkanku
untuk tidak pergi dan membiarkan luka ini mengering, dan sembuh...
biar saja..?

Apa itu???
Setelah kau biarkan darahku mengalir bersama perih,,
kau berikan aku obat penawar perih, penawar segala macam rasa,, anasthesi...
yang menerbangkanku, sekaligus menghancurkanku..
Haruskah kubiarkan? Biar saja...?

Kumohon,,,, berhentilah..
Aku lemah padamu, jiwaku redup di hadapanmu...
Ya,, kurelakan semua, apapun, untukmu..
Perih, luka, kecewa, pengharapan semu...
Ya, karena itu adalah kamu, aku hanya bisa berkata,,
biar saja...

Kamis, 22 April 2010

Bisikan Alam

Dan aku beradu pada sang malam
mengayun dingin mendayu menjadi kehangatan
kantuk terantuk kerasnya keadaan
menimang bimbang berselimut ketegaran
memandang amukan bumi ketenangan
yang membisikkan,,,

"lurus tidak ke belakang namun depan,
rasa itu mengalir bukan membakar,
dan gagal bukan hiasan kemalangan,
melainkan variasi dari kemenangan"

Bisikan alam merangkai cahaya yang semula hilang
peraduan malam pun menjelma siang
dingin melayang termakan asap
kantuk terbebas oleh kebahagiaan
bimbang berlari tercekik keberanian
dan aku berdiri menatap masa yang akan datang...

Selasa, 20 April 2010

Sepenggal Motivasi dari Perjalanan Hidupku...

Alhamdulillah... Ya Allah Sang Pencipta Alam yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu... Kuyakini dengan sangat bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak-Mu... dan semua yang barusan kudengar dan kucerna, terjadi atau tidaknya semua bergantung pada-Mu... Tidak ada niat menduakan-Mu Ya Allah dengan segala hal yang berbau ramalan ini, tapi aku serap semua yang baik2 menjadi doaku pada-Mu.. Maka kumohon, kabulkanlah, biarkan terjadi... dan semua yang berhasil kudengar dan kucerna sampai ke telingaku juga karena-Mu.. semua ini terjadi atas kehendak-Mu, dan merupakan nikmat-Mu yang memotivasi dan menyemangatiku... Ya Allah, Ya Rabbi., Ya Tuhanku. :)
Yup, something just happened.. As I said just know,, semua terjadi karena-Mu, Ya Allah.. :)
ok.. jadi, tadi mama dan keluarga di Lampung menelpon kami, keluarga yang di Jogja.. *halah..
Tiba2 menceritakan, kalo keluargaku ini semua abis dilihat ramalan? feng shui? Yah, semacam itu, berdasarkan tanggal lahir...

Dan Alhamdulillah,, hasilku cukup baik... Elemenku rata (kayu, ai logam, aor, tanah, apa lagi ya? mboh..).. hehe... Aku bagaikan sebuah bunga dalam vas, dan mejaku adalah suamiku ntar.. pertanyaannya,, siapakah suamiku?? hahaha.. aku bukan mau cerita yang ini sih, hush2.. :P

Yah, "bacaan" ini lebih ke pengenalan terhadap pribadi diri sih.. Katanya, aku tipe yang bisa maju kalo ada yang mensupport dan dipuji.. hehehe... Ada benernya sih.. tapi kalo dari akunya lebih ke aku yang terbiasa di suap dan di dorong sama orangtuaku dari kecil.. kebiasaan disuruh belajar dan nurut, bukan karena niat untuk belajar itu sendiri yang besar,, hehe...
Intinya,, katanya sih,, I need a support to reach a good things,, Anyone want to support me always? hahaha..

sudahlah.. hmm,, What I want to show and say here is,,, Alhamdulillah, terimakasih karena sudah memotivasiku dengan sebuah pengenalan diriku yang ternyata memiliki daya tarik dan keberuntungan2 yang bisa menghibur orang2 di sekelilingku,, hahahaha... *narsis mode:on..

But I really want to say thanks,, for You... Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.. :)

Senin, 19 April 2010

Pre-Exam Syndrome

AKU TERKENA PRE-EXAM SYNDROME...

sign and symptoms:
oversleeping, increased weight due to overeating, anxiety, confused, increased lazyness, increased need of refrehing, can't stand for studying more than 15 minutes...

diagnosis tools:
weight scale, diary (looking for the anxiety and confusion), camera (for seeking the daily life at patient's room)

prevention:
studying for the exam since the first week of block...

management:
refreshing and being "ikhlas"? but the patient has a resistance against these.. Any other management??

Kamis, 15 April 2010

dia yang berbeda

Sesal tak pernah ada alih bahagia
menimang keluarga yang penuh cinta
merengkuh buaian mereka yang sarat kasih
angan tercipta, sedikit berbeda
kuingin dia yang besar di bawah naungan agama
dia yang memahami tau bagiku
kuingin dia, yang berbeda, bukan seperti selimut kasih yang kugenggam ini
kuingin dia, dengan bahasa sedikit berbeda, kehidupan berbeda
mendekap erat titah-Nya dalam setiap inci detiknya
merasa dan mengecup setiap ucapan dan perintah-Nya
yang berbeda
yang sangat kuinginkan
bukan untuk bertukar dengan dunianya
karena duniaku indah, begitu kusayangi, sangat..
tapi kuingin dia,,
dari dunia yang berbeda,,
yang kan mewarnai dan melengkapi duniaku,,
dengan dunianya...

Rabu, 14 April 2010

Penjara Semu Sendiri


mata terpejam angan kembali bertaburan
melesat dan menari satu sama lain, membentur kenangan dan perasaan
bertubrukan keras, menghancurkan dirinya sendiri
menjadi debu, dan menghilang, menyisakan kekosongan
angan yang semula mengalun dan melayang indah, terdiam dan menghilang
hati yang penuh perasaan melompong tanpa sentuhan
hampa...
sendiri...
sepi...
dinding semu yang kubuat sendiri
memenjarakan jiwa yang berontak menuntuk kebebasan
ah,, tapi apa ini
rasakah?
pikirankah?
hanya kekosongan...
aku bosan, lelah, ingin keluar, bebas...
tapi dinding semu yang kubuat sendiri ini
begitu kuat
tak dapat kukoyak
tak dapat kuretak
berdiri kokoh
memenjarakan angan, hati, dan jiwa
dalam penjara kesendirian yang kubuat sendiri...
bebaskan aku,,,
wahai aku...

Selasa, 13 April 2010

Rindu

Dalam keramahan malam aku terpana
saat jalan menunjukkan sosok dirinya, aku terbeku
sarat akan rindu, begitu dalam seakan seluruh udara yang berhembus menjadi debu
debu rindu yang membelai lembut sekujur tubuhku

Ah,, dia...
angan kembali mengembara, mengingat sosok itu
lama tak muncul, lama tak menyapa

ah.. suara itu
lama tak terdengar sapa itu
lama tak kucerna cerita yang terlahir dari tarian kalbunya

rindu tidak lagi menjadi tabu oleh hati yang telah kaku
yang lama tak tersentuh alunan kasih, cinta..
pikir kosong olehnya, lumpuh tanpanya

dalam hembusan hangat angin malam, aku merindu
menatap sosoknya yang semu, menenun tebaran kisahnya yang berhamburan
menjadi satu
sebuah rindu...
Aku rindu...

Minggu, 04 April 2010

Kan...?

Saat kata tak lagi menjadi sebuah permainan, saat jiwa bosan dengan balutan kata, lisan berucap, bahasa terungkap...



Hahhhh... Aku sendiri suka bingung.. aku sendiri tidak mengerti, aku gak tau.. dan semua ketidak-tauan ini adalah milikku.. hanya perlu kurasakan..
Kurasakan saja, berjuta pertanyaan yang terus terlayangkan dalam pikiran. beribu argumen, dan beribu perkataan "jika" atau "seandainya"

Dunia ini kuantum, kosong, dimana hatilah yang mengatur seluruh kehidupan. kehidupan ada di tangan kita, bisa kita atur dengan jiwa yang berbicara dengan Tuhan... Ya, saat jalan dan akses kita ke Tuhan Yang Maha Esa itu tersalurkan,, hidup hanyalah kosong dan semua adalah semu..

Dimensi yang sebenarnya adalah kosong, tidak ada ruang dan tidak ada waktu..
Dan aku, seolah dipermainkan oleh waktu. saat pengharapan terpupuk di masa lalu, tapi tiada jawab dari itu semua. dan saat aku dipertemukan kembali pada dia yang di masa lalu, aku merasa terombang - ambing..

Masih kuingat jelas, pengharapan itu. seorang teman spesial di masa SD ku, sahabatku, cinta monyetku. aku sendiri gak yakin, itu beneran cinta monyet atau aku memang menyukainya.. karena 8 tahun lebih aku menyimpan rasa dan pengharapan itu, terus. tapi setelah 10 tahun, dengan berjuta kemungkinan indah cara bagaimana aku bertemu, aku menemukan friendsternya, dengan status in relationship dan melihat foto mesra dia dengan seorang cewek di pantai saat senja. blackout.. Pengharapan dan khayal palsu, aku termakan pikiranku yang hobi menghayal, yap, that is the fact..

Itu salah satu contoh saat2 aku terpermainkan dan membiarkan diriku dipermainkan oleh waktu. masih banyak lagi, juga tentang gebetan SD ku.. pas kelas 3 SMP entah gmn aku dapet no hp nya, kita smsan, sebentar aja. SMA kita ketemu di SMA yang sama, dan dia, pada akhirnya pacaran dengan teman sekelasku.

Pertemuan dan perpisahan. juga waktu. aku seringkali membiarkan diriku terpermainkan. saat ini, kembali kutemukan seorang temanku di SD dulu. setelah bertahun tahun aku gak tau kabar,, dia memiliki sesuatu. Sesuatu yang kudamba dan kukagumi... Dia memiliki sesuatu yang membuatku terkagum. hanya itu, kekaguman. Tapi cukup, aku tidak akan membiarkan diriku terpermainkan lagi. Itu yang ada di dalam hati dan pikiranku. tapi apa? bagaimana caranya? aku gak tau. Aku bahkan gak tau, apa aku benar2 terpermainkan, atau aku hanya membuat diriku seolah terpermainkan. Aku gak tau, aku jadi bingung sendiri. ya, ketidak-tauan dan kebingungan ini semua miliki, aku hanya perlu menerimanya sebagai milikku.. dan merasakannya..
Kan...?

Jumat, 02 April 2010

Sepenggal kisah

Waktu berjalan mundur perlahan
Memutarkan penggalan2 kenangan yang bertaburan
Di antara berjuta peristiwa dan beribu nama para sahabat
Ada rindu terselip, pada dia yang tertelan padatnya dunia, entah dimana
Kutemukan penggalan kisah lain, nama yang lain, sosok yang lain...
Keselusuri jalannya dan ketemukan cerita miliknya
Terketuk angan menjelajah impian, menampakkan karakter sang sempurna
Entah mengapa, kutemukan latar yang sama, satu dasar kemiripan
Tapi semua tengah berjalan, benang tengah terjalin, dan ramuan tengah tercarik...
Kubiarkan semua menemukan akhirnya..
Satu kisah, satu nama, seorang sahabat lama..
Kualirkan semua begitu saja, pada dunia milikNya, pada jalan yang dibuatNya...
PadaMu, Ya Allah.. :)

Jumat, 26 Maret 2010

Lagi, Malam Ini


Lagi,
aku termangu berteman malam bersama mata yang tak ingin terpejam...
Lagi,
aku mengembara di tengah malam bersama angan yang terus melayang..
Lagi,,
aku berjalan tiada henti, meraih dan mencengkram jutaan pikiran yang berterbangan..
Tapi kali ini,,
hati tertinggal sediri, tertidur dalam sepi, lelah untuk berkendara, lemah untuk mengembara..
Biarlah pikir yang meraja, merindu pada semua yang dicinta...

Jumat, 19 Maret 2010

Kau: ayah, suami, dan kakak...


Kutatap wajah itu dan detik pun mengalun
meninggalkan masa kini, terus melangkah mundur, perlahan..
Kau...
yang selalu tertawa melihatku terbakar apiku
yang selalu menggoda seakan tak suka aku berteman damai
yang selalu memanggil dan bermain dengan pijaran api emosiku
yang membuatku ingin membakarmu dengan percikan apiku
Kau...
yang dulu pernah berteman dengan sepi, menanggung sendiri
yang dulu sempat menghilang, tak kukenali
yang dulu ingin pergi bersama airmata sesalnya, meninggalkan kami
yang mengusik haruku dari luapan cintaku padamu
Kau...
yang mampu berdiri di tengah badai
yang mampu membawa semua yang kau cipta
yang mampu tegak di tengah gunjingan dan cobaan
yang menyusupkan kekuatan dalam jiwaku saat kau lewati itu semua
Kau...
yang menjagaku dalam langkah majuku, jauh dari papa-mama
yang memekakkan telingaku dengan petuahmu
yang menguncang akalku dengan khayal dan takutmu
yang mempermainkan kesalku yang terkekang
Kau...
yang berjalan perlahan mengiring kami, pasangan jiwa, buah cinta, dan saudara..
yang berjuang gigih penuh kesabaran, menata perlahan masa depan buah cintamu..
yang penuh manja dan cinta, bersamanya, pasangan jiwamu..
yang berusaha bijak walau kujejak, aku, saudaramu..
Kaulah ayah yang penuh cinta...
Kaulah suami yang mengasihi...
Kaulah kakak yang menemani...









HAPPY BIRTHDAY MAS!!!
WE LOVE YOU!
-ulang tahun Mas Aji (besok,20Maret)-









_my brother n his daughter_

Rabu, 17 Maret 2010

Hujan Jeruji Beku

hujan kembali merengkuh malam
dalam keheningan kusapa ia yang kembali meraja
kau ada, dan kau masih, dan kau tetap
tanya terlayang tanpa rencana, tanpa terpikir
saat ketidakrelaan menjadi tameng hati yang tercuri
seakan tiada peduli, kau menjelma bersama hujan
menusuk jiwa dengan butiran beku yang meruncing
merobek alur alur hati yang tiada terlindungi
menyentuh hati dengan dingin yang melukai
perih, tapi ku tak ingin kau pergi
letih, tapi tiada lelah menghinggapi
beku, tapi kumerasa terselimuti
Ah,,,
logika seakan terkulai saat kuberkata,,,
"Aku masih menginginkanmu.."
Kau,,
Hujan jeruji beku yang menghunusku dalam malam tiada bintang..

Senin, 15 Maret 2010

Jepreett... yuk?

Aku rindu menggenggammu, tapi kau terkulai tiada energi..
Oh kamerakuu,, dimana gerangan chargermu, kau telah padam tanpa sanggup kuhidupkan...
chargernya ilaaaang.. :((
padahal baru bentar aku mengenalmu,, hanya sedikit karya yang kita cipta bersama..
pengen hunting fotoooo... ><
Foto yg kuambil pas di KL,, aku sukaaa sm langitnya... :)

Rasa Usang

Anganku kembali terbang melayang
hadirmu tiada terkekang
dalam sudut kau bangkit dan menyapa
ah,, kurasakan desir itu
tak bisa ku berlari, tak mampu kupungkiri
ufuk timur pengharapan kembali meraja
ingin segera kubuang semua tanpa terima, tanpa perlu kurasa
rasa usang tanpa karat yang tak kunjung menghilang
bosan, lelah, dan melumpuhkan
rasa yang terlihat kecil tapi mematikan
kenapa begitu mudahnya kau menyelip dalam padatnya angan?
dan kenapa masih dia?

Jumat, 12 Maret 2010

pencuri?

ada yang lain
dapat kurasakan desir belaian angin kekaguman
tergetarkan hati oleh lukisan kata yang tergores indah
terlamun akal meresapi permainan kata miliknya
terbang angan ke masa saat terakhir kubersamanya
entahlah...
tolak terbentuk keras di pagar hati
jeruji seakan meruncing siap memasung datangnya pencuri
arakan algojo bantu hati memenggal setiap kepala yang berani mencuri
ah, tapi kutau..
pagar tinggi dengan berjuta pasukan penjaga
seolah memanggil dan menantang sang pencuri
jadi kubiarkan saja semua
menjadi gubuk hati yang terlihat lusuh
tapi miliki permata tiada terharga...

Kau, masa laluku...

bayang itu telah menjadi kuasa
dan masih menjadi kuasa
meski hanya setitik uap meski hanya meringkuk sudut
tapi ia miliki kuasa
bayangnya yang kadang terlupa tapi penuh daya
masalaluku....

masih kuingat segar dalam ingatanku, dulu. Kesal yang muncul karena kesombonganmu, hati yang panas karena mereka bergosip buruk tentangmu.

beberapa minggu setelahnya, sosok burukmu perlahan sirna, pesonamu mulai kurasa, tak pernah kuakui, ada sesuatu yang berbeda.

ah, akhirnya. gejolak rasa tak bisa kubendung, kutumpahkan semua, kurasakan semua. debar ini, bahagia ini, harap ini, dan takut ini. semua yang timbul dari keberadaanmu.

Dan masih bisa kurasa sekarang. perih yang kau toreh setelah lama kita bersama, dalam satu jalinan persahabatan. tangis yang kuisak. kepahitan yang kutelan. diujung kebersamaan kita. saat duniaku bergetar, bukan hanya karenamu. tapi sudah saatnya semua bergetar dan porak poranda. demi sebuah revolusi baru dalam diri.

saat kubangun diri dalam dunia baru bangku kuliah. kubangkitkan semua yang poranda. kulepas perih itu dan semua tentangmu, walau entah mengapa, kau tak melepasku. bukan karena aku. bukan. tapi karenanya. dia yang kau cinta. sahabatku sendiri. yang masih bersamaku dalam satu atap kampus biru. perih...

Kulalui semua tanpa menoleh. saat kutemukan rasa pada sosok lain yang kudamba. ah tapi ternyata, kau masih ada. bersembunyi dan meringkuk di sudut hatiku. tapi biarlah. akupun berlalu...

Lama... menahun sudah semua berlalu. tanpa dirimu berlabuh di kepalaku. dan kuberanikan diriku. mengintip ke dalam dasar hatiku. ah, kau masih disitu. tapi biarlah. diamlah kau disitu. dan kita akan lihat, berapa lama lagi kau akan bertahan, berdiam disana, sudut hatiku.
Karena kan kubiarkan semua berlalu.
kuserahkan saja pada waktu.. :)

Kamis, 11 Maret 2010

Rasakanlah

Rasakanlah....
Rasa...
mereka berkata "cukup kau rasakan.."
perih dan bahagia yang menari bersama dalam rengkuhan dunia
Rasa...
Dengan misteriusnya memanggil pasukan air mata untuk siaga dan berarak ke medan dunia
ahh...
Saat kurasakan setiap rasa yang menghubung dunia dengan jiwa
yang tiada dimensi waktu dan ruang baginya, seperti dunia..
bukan dunia yang terus berjalan dengan sendirinya
bukan dunia yang dipenuhi gerakan yang memudar dimakan waktu
bukan dunia yang menunjukkan seberapa tua kita
bukan dunia yang dipenuhi benda - benda semu yang tampak nyata
Duniaku dalam hatiku yang bertaut dengan dengan semesta
yang ikut memanggil apapun yang ingin terpanggil
yang ikut memberi apapun yang dipinta
aku tak tau...
mereka berkata tuk merasakan dan menerima semua
semula kubahagia
saat kuterima semua rasa dan apapun yang tergetar di dada
tapi perlahan
ahh..
ada apa?
dunia bahagia seolah berputar
ada getar lain bertengger ricuh di dada
bukan sekedar menggetarkan jiwa dalam dada, juga tangan,kaki, seluruh tubuh, dan air mata..
aku tak tau..
Menerima?
Haru dan sedih ini terlalu berat untukku
entah apa,, kadang ku tak bisa terima
kuingin bahagia yang semula hadir dalam sapa dan bicara
kuingin tenang yang menghangatkanku dalam selimutnya
tapi apa???
yang tersisa tinggal getaran perih dengan pekikan yang merobek telinga
aku lelah, terdiam dan mencoba merasakan semua...
tapi takut seolah berkuasa
rasa macam apa itu..?
diam menjadi jawabku dalam satu tatap, bukan satu peluk, hal yang seharusnya terhadap..
hanya tatap tanpa terima
memperpanjang perih dan letih yang terasa menahun
Akan kutunggu,,
saat tiba waktuku berjalan dan merengkuh lembut monster hati itu untuk melepasnya..
tapi apa ini, takut?
aku takut memeluk perih dan takutku sendiri
dan aku masih menunggu
dalam penjara rasa yang kucipta sendiri.........

Rabu, 10 Maret 2010

Kau Curang, Malam...



tenang...
saat badai tak lagi menari dalam nyanyian sang hujan
saat sambaran kilat tak lagi meramaikan pekik deru sang guntur
saat hitam tak lagi menjadi selubung langit senja
karena senja telah menjadi malam...
Malam,,,
seolah bertukar peran dengan sang senja yang selalu menampakkan gemulai tariannya dalam alunan jingga
karena malam menghapus sang badai yang berjoget riang bersama hujan senja
karena malam meniup hitam yang bergantung dalam langit senja
karena malam mulai menampakkan kelip cahanya menggantikan gelapnya senja
aahh...
masih kurasakan kemarin
saat senja dan malam terus merintih
saar senja dan malam beradu kasih dengan kelam dan dingin
saat senja dan malam menyanyikan lagu pilu bersama glegar sang guntur dan pekikan sang hujan..
Saat hatiku ikut menangis bersama mereka akibat sesal tak beralasan
tapi sekarang...
malam tak lagi bersedih
walau senja tadi masih menangis pilu...
CURANG
kau curang malam
karena hanya kau yang bersinar bersama kelip sang bintang dan sapaan rembulan
tidak menyambut dan meneruskan pekikan tangis sang senja
meninggalkan aku sendiri yang tetap berkubang dalam tangis tak beralasan
meninggalkan aku yang tenggelam dalam deras hujan dan glegar petir di hatiku...
tangis ini masih bersisa...
walau kau hanya membalasnya dengan gerimis perlahan yang sempat menyembunyikan kelip bintang yang semula kau perlihatkan...
jangan tingalkan aku malam...
sendirian dalam lolongan hujan di hatiku...

Diam

saat mereka berkata
rasakanlah!
ya, aku rasakan...
saat mereka berkata
biarkanlah!
ya, aku membiarkan...
dan kurasakan dan kubiarkan semua
saat ada tusukan perlahan
saat ada perih tercipta
saat sedih memanggil air memanggil air mata
rasa...
kurasakan saja
dia
yang ada tapi tak tampak
yang tak pernah tau
ada
penantian tanpa kepedulian
hanya karena jiwa yang lebih tenang
dengan membiarkan semua begitu saja
langit hati kerap berteiak
jangan!
MAJULAH!
tapi tiada gerak tercipta
tiada kata terucap
tiada langkah terderap...
hanya diam menghujam

Selasa, 09 Maret 2010

Sesal dan Gerimis Malam





















hujan...
langit menitikkan syahdu tetesannya dipadu gelap tak berbintang..
mengalunkan alunan deru titik dalam kegelapan dan keheningan
udara berselimut beku menghantam dengan bisikan angin yang menyanyikan melodi gerimis malam...
langit seolah menyambut...
kegalauan dan rintihan hati yang berselimut ragu karena cinta
sesal yang timbul dari kehampaan jiwa saat menatap sosok malaikatnya
tidak...
tiada sapa, senyuman, atau pujian terlomtar kala malaikat itu begitu dekat
ketika tangan mampu meraih halusnya selubung sang malaikat..
ketika hidung dapat mencium wanginya tubuh seorang malaikat..
Ketika mata bisa saja tak lepas dari pandang rupawan wajah malaikat..
Tapi apa???
kosong, hampa, dan beku...
dan keindahan sementara menjadi kelabu
hati yang seharusnya berbunga menjadi kelu dihinggapi kegelisahan dan keresahan...
Saat jiwa mencari secercah mentari penghilang luka, deru angin menghadirkan tetes air langit..
seolah menyambut keresahan dan sesal...
Seolah mengurung dalam gelap dan tangis yang tak kunjung mengalir....
Ahh...
sesal dan gerimis malam yang beku..............

Selasa, 23 Februari 2010

Mau tapi Malu

aku suka, aku mau, tapi sungguh aku malu
aku diam, aku bingung, aku harus bagaimana
oh Tuhanku, tolong aku, mengapa ku jadi mau
ku tak tahu kenapa ku tiba-tiba jadi malu
ku tak tahu, tak tahu, tak tahu
ku tak tahu, tak tahu
~Gita Gutawa feat Maia~

yup, that was what I feel this afternoon when I saw him...
aku menjadi bodoh n mematung.. huuuhh,, padahal it's really a good chance..
Yaah,, there will be other chances,, klo gak ada,, just make it.. :)

Minggu, 21 Februari 2010

Valentine's Day Movie



I like the way you sound in the morning

Were on the phone and without a warning

I realize your laugh is the best sound I have ever heard

I like the way I cant keep my focus

I watch you talk, you didnt notice

I hear the words but all I can think is we should be together



~Jump Then Fall, Taylor Swift~




Valentine's Day,,, walau udah lama tayang di 21,, baru tadi siang aku sempat menontonnya bersama beberapa temanku...
YUp, it's a great movie I tought.. So romantic...
That song is one of the soundtract,, I like thoose words..
Yah,, tapi semuanya mengandung satu adverse reaction pada diriku..
membangkitkan rasa yang sebelumnya tertidur...
meluapkan rasa yang sebelumnya tenang...
Memanggil rindu yang terpendam...
I miss him when I can't see him,, but once I saw him,, I want more and more...
haha...
Don't know.. Just wanna inform dat I like Valentine's Day movie... Nice! :)
*walau jadi ada rindu terselip di hatiku yang semula damai.. :D

Jumat, 19 Februari 2010

Sendiri



malam berselimut kesendirian

saat seluruh jiwa lain tengah terpejam

dalam sepi mengarungi maya

menatap jauh sahabat lama

ya

secercah rindu bangkit

mengusik kebebasan

menjadi sebuah sepi

membuka hitam yang menganga

menenggelamkan gelap dalam rasa

sendiri

termangu

menatap

tanpa berlaku...

Ahh...

benci

jiwa muak pada malam

saat kehidupan mulai teredam

saat mata tiada terpejam

terbuka dalam kehampaan...

Ahh..

benci

hati kesal pada malam

yang mengalunkan kelam

memenjarakan dalam gelap

hanya menatap terang lain..

benci

aku benci malam saat mata tiada terpejam

aku merasa SENDIRI....







KESENDIRIANKU yang MEMUAKKAN

Kamis, 18 Februari 2010

Kosong


















Pernahkah kau merasa, hatimu hampa?
pernahkah kau merasa, hatimu kosong?


Do you ever feel like breaking down?

Do you ever feel out of place?
Like somehow you just don't belong

And no one understand you
Do you ever wanna run away?

Do you lock yourself in your room?
With the radio on turned up so loud

that no one hears you screaming

No you don't know what it's like
When nothing feels alright.....



AKU KUMAT AKU KUMAT AKUKUMATAKUKUMATAKUKUMAT!!! :'(



Hahhh.. these kind of feelings.. MELANCHOLY attack...
hahaa...
kalau udah kini jadi heran sendiri,,
kemana terbangnya hembusan nafas
yang mengisi hari penuh canda
kemana hilangnya seringai cinta
yang menghias hidup dengan bunga
kemana perginya uap bahagia
yang semula bercahaya
yang semula bermekaran

yang semula menyala...
ternanti datangnya kembali...
termangu bersama diam
berbalut kehampaan
berteman kekosongan
berbekal kesendirian
ah...
mereka datang dan menyergap
tanpa berita
tanpa ancaman...



haaahhhhhhh...........
ayooooooooooo kumpulkan SEMANGATMUUUUU!!!
oh,, melancholy attack.. I hate you,, HATE YOU...
terkadang aku merasa berkepribadian ganda,, saat dua sisi diriku sedang bertukar...
aku yang penuh semangat dan berpikir positif,,, dengan aku yang penuh kekhawatiran dan kesedihan tak beralasan....


NO,, aku yang sebetulnya adalah aku yang penuh SEMANGAT!
ayolaaahh,, banguuun! semangaaaat!
let thoose feelings out of your mind!

Selasa, 09 Februari 2010

Him

the man of my dream
yup, dia masih menjadi sosok idealku...
Setelah apa yang terjadi, walau waktu lama telah berlalu...

Senin, 08 Februari 2010

Rindu dan Rasa

Malam

perasaanku melayang


gelapnya tiada menghalang


tiada menghadang


rasa yang kerap terbang


Rindu


yang terasa mendayu


terpanggil oleh alunan lagu


yang menyibak kenangan indah masa lalu


Ah,, aku tak tau...


Rasa datang tanpa permisi


tanpa ancaman


tanpa terdengar


yang semula telah menjauh


yang sempat menghilang




Ya, aku tau aku sadar aku mengerti.... dalam hati, kuharap hanya Allah yang bertahta...
Tapi,, terkadang rasa itu muncul.. Rindu yang kian mendalam,, gelisah dan resah menanti pertemuan, debaran yang begitu kencang, angan yang terus melayang menggambarkan sosoknya, mata yang terus mencari bayangnya...
Salahkah?
Aku tak mengerti...
Ya, aku memang terlalu mudah untuk mengagumi seseorang..
Tapi,, tak semua bisa memanggil satu rasa.. dan tak mudah untuk memanggil rasa itu, butuh waktu, butuh pemikiran, butuh pemastian... dan itu memakan waktu lama untuk mencapai tahap itu...
Tapi,,,
hari pertama,, aku ingin mengenalnya
hari kedua,, kekaguman datang tanpa dicegah
hari ketiga,, aku berdebar di sampingnya,, aku bahagia bersamanya,, aku tenang di dekatnya,, dan aku makin merindukannya
Tiga hari untuk memanggil rasa..
Itu yang pertama....
terjadi hampir setahun yang lalu...
Kini kami jarang bertemu...
Malah,, akhir2 ini hampir gak pernah....
ahh.. entahlah...
aku takut, takut rindu ini memanggil rasa yang terlalu berlebihan... karena Allah lah yang pantas untuk memiliki hatiku saat ini...
hanya Allah swt....

Selasa, 02 Februari 2010

Pahit Manis Cinta

They said they're in love
They talked about married already..
But suddenly,, the broke up....

19tahun lebih aku hidup,,
tak pernah ada seorang lelakipun yang dekat padaku selain sebagai seorang teman...
Sempat aku merindukan, belaian lembut kasih seorang kekasih..
Yang mengasihi dengan kepeduliannya, mengingatkan disaat aku lupa, menegur disaat aku salah...
Aku pernah berkata demikian pada seorang kakak yang baru putus dari seorang sahabat,, dan dia berkata....
"kamu harusnya bersyukur Vid,, jadi gak perlu merasakan sakitnya patah hati.."
aku melihat mereka, kakakku dan sehabatku...
yang tadinya begitu dekat, dan menjadi begitu jauh setelah putus...
Kuliahat kesedihan di mata kakakku...
Kulihat dan kurasakan tangisan di rupa sahabatku...

Baru saja,, kembali kudengar tangisan dari seorang sahabat...
Yang sebelumnya begitu bahagia menjalin kasih dengan kekasihnya...
Yang sebelumnya kutatap iri kemesraannya...


Mungkin benar kata kakak,, aku patut bersyukur... :)

Loving and Being Loved...

Aku suka padanya....
Aku ingin melihat senyumnya, mendengar suaranya atau hanya mengetahui keberadaanya..
Aku ingin terselip di sudut ingatannya, selalu dan selalu..
Walau hanya setitik..
Setelah aku bertahan dengan titik itu dalam sudut pikirannya, aku ingin menjadi bulat, kecil saja, tak apa...
Setelah bertahan dengan bulatan kecil dalam sudut ingatannya, aku ingin membesar, walau hanya dalam sudut ingatan...
Setelah aku tumbuh besar dalam sudut ingatannya, aku ingin ke tangah, aku ingin menjadi pusat pikirannya..
aku ingin memilikinya....

Itulah yang kurasa, saat aku sedang jatuh cinta padanya...
Ingin bersama, ingin berhubungan dengannya, dan terakhir, ingin memilikinya... Menurutku itu hal biasa...
Tapi terkadang rasa membuat penglihatan menjadi tabu,, membuat pendengaran menjadi bising dan membuat rasa menjadi hampa...
Kita mengajaknya ngobrol, meng-smsnya sesering yang kita bisa.. Dia membalas, hati terbang menembus kayangan... Dia acuh terjatuh ke tanah neraka...
Rasa itu...
Aku tau persis bagaimana rasanya, saat yang disuka menyukai orang selain diri ini...
Tapi menjadikan diri menjadi sahabat.. aku bertahan, dengan berjuta harapan dan angan angan liar..
Karena kebaikannya,, karena keramahannya,, walau ia tahu ada rasa terhadapnya...
Dan aku terus mengharapkannya...
Itulah rasanya....


LALU....


Ada dia....
Yang menawarkan sayangnya padaku..
Dia yang adalah seorang kakak bagiku...
Aku menyayanginya, tapi tak terbayang menjadi miliknya, tak terbayang hidup bersamanya..
TAK PERNAH terbayang...
Kejam...
aku merasa kejam...
Aku tahu rasanya...
Berbagai pesan tak bermakna dia kirimkan... aku membalasnya,, tapi bukan perasaannya..
karena ku tak bisa.. benar2 tak bisa...
aku tau rasanya, memupuk harapan tak berujung...
Aku pun perlahan melangkah jauh,, untuk tidak menyakitinya kelak..
Tapi,, aku rasa,, aku telah menyakitinya, dengan menghindarinya, dengan perubahan kata dalam pesan yang memendek...
Dengan acuhan terhadap semua pesan tak bermakna miliknya..
aku tahu bagaimana rasanya...
Tapi aku PEDULI padanya,, aku menyayanginya as my brother...
Karenanya aku menjaga jarak padanya...
Walau terkadang aku tak bisa begitu tega,, karena aku pun senang mengobrol dengannya..
tapi bukan berarti aku bisa menerima perasaannya...



Ahhh.. aku tahu, aku paham,,,
sungguh seperti sebuah ironi...
Kita merasa begitu sedih karena diacuhkan orang yang kita suka,, tapi kita mengacuhkan orang yang kita suka...
Kita terlalu berharap karena bisa terus bercanda dan bersama orang yang kita suka, tapi kita menanggapi orang yang menyukai kita padahal tak terbesit untuk bersamanya...

Senin, 01 Februari 2010

Just The Beginning

Huff.. Hari ini adalah hari pertamaku di semester6..
Yup,, aku yang biasa bergaul dan bercandaria bersama angka selama masa sekolahku,, merasa cukup lama untuk membiasakan diri bergulat dengan deretan kata yang tampak membosankan...
Tapi aku harus berjuang,, bukan hanya demi orangtua yang membanting tulang untuk memenuhi biaya yang sangat besar untuk kuliahku ini...
Aku, anak kedokteran dengan nilai pas pasan, bukan, dengan nilai morat marit, yg lagi berjuang untuk memperbaikinya..
dimulai dari diriku tentunya.. huufff...
BERJUANGLAH!
ayoooo...
kadang perasaan melankolis ini menyerangku,, benar2 menghantamku... menerjunkanku kedalam pusara gelap..
SEMANGAT!
mungkin aku yg terlalu lemah dalam berpegang pada Tuhan..
aku gak tau,, aku ini bagaimana..
Kadang aku bisa begitu dekat, mencintai, dan mengandalakan Tuhanku,, Allah swt..
Tapi,, kadang aku lemah, terjerat bisikan setan,, yang menjauhkan sesaat,, tapi lalu aku terlalu takut untuk kembali mendekat pada-Nya..
BERJUANG..
Itulah yg harus kulakukan sekarang..
ya,, BERJUANGLAAH!!!