Kata menjadi penghibur lidah yang kelu, menjadi benang pada jarum bernama bahasa, sebentuk aliran dari perasaan...

Minggu, 27 Juni 2010

Alhamdulillah... *curhat :p

I am 19 years old now, going to 20th.. Just about one month later..
Aku pernah mikir, kelak dengan bertambah kepala menjadi dua, aku bakal punya kepala lebih untuk berpikir lebih dewasa..
Aku pun merasa itu hal biasa, seperti saat aku melaluli usia 17tahun.. I thought dat something just would change or happen.. But nothing. It was just my another birthday, nothing special..
Jadi kupir, begitu juga my 20th birthday later..
 
Tapi ada sesuatu...
Aku sering berdoa, meminta pada Allah swt untuk terus dibimbing dan diberikan ilmu dan pemahaman2 supaya bisa hidup di dunia, full dengan ridha-Nya, dan dengan penuh cinta-Nya..

I got it.. Alhamdulillah... Aku merasa semua dimulai dari perjalanan umrahku April 2008 kemaren. Getaran itu. Ada. Subhanallah..

Dimulai dari papa dan mama yang mulai mempelajari tentang "keikhlasan". Perlahan, mereka memberitahukan pemahaman2 mereka padaku. aku tertarik, diikutkan di Quantum Ikhlas. Subhanallah.. Aku, yang sebelumnya sering banget mempertanyakan 'arti kehidupan' mendapatkan jawaban. Bahwa hidup adalah tempat untuk 'mampir', cuma bentar. Apa yang kamu percayai akan terjadi, pasti akan terjadi. Percaya, benar2 percaya karena Allah dan tanpa dibumbuhi hawa nafsu.

Aku mengalaminya, aku merasakannya. But there's sumtin' within me... Ada yang mengganjal. Perasaan percaya itu meluntur seiring waktu. Perlahan semuanya semakin pekat. Aku melepaskan peganganku dengan Allah swt.. Astaghfirullahalazim... Sangat kacau.. kehidupanku, perasanku.. Na'uzubillah..

Aku merasakan perasan2 itu.. gelap. jatuh. ingin mati. Astaghfirullah.. Entah kemana perasan1 sebelumnya. But It was my feeling.Semua milikku. Dan aku bersyukur sekali merasakan itu.. Aku merasa itu adalah langkahku selanjutnya menuju kedewasaan..

Ya Allah,, bimbing aku selalu.. Masih ada sebulan lagi sebelum ulang tahunku.. Masih ada waktu untuk lebih memperbaiki diri. Di umurku yang ke-20 aku akan menjadi Vidya yang lebih baik lagi, lebih dewasa, lebih sabar, dan bisa lebih bersyukur lagi. Amin, Insya Allah.. :)

Ya, perasaanku emang lagi kacau. dari masalah sepele yang membuatku marah2 gak karuan. Masuk rumah sakit karena DB+thypoid. Perasaan gak sabaranku. Sampai ada juga perasaan suka yang meluap2 karena seseorang.

Biarlah, kubiarkan semua mengalir apa adanya. "Dibalik semua yang kita kerjakan ADA yang mengerjakan untuk kita."- dari Pak Erbe Sentanu.. :)
Alhamdulillah...

Ada Rasa

Ada rasa
mengalun mengambang, memberi warna
Ada rasa
mencelupkan dirinya dalam udara
melest pergi dan seketika mencekik kembali
Ada rasa
Menghamburkan akal
memporandakan pikiran
melukiskan tulisan
tak bermakna
tak bersajak
Biarlah...
Karena ada rasa
mengalirkan semua
cucur darah dan air mata
ataupun hujan bunga berlatarkan pelangi
Ya,, ada rasa..
menenggelamkan jiwa dalam hangat kasih
atau gelap dan dalam palung hitam
yang mana?
sama saja
Karena itulah rasa...


*dan karena rasa itulah, akalku menghilang, permainan kata yang biasa kumainkan hanya menjadi onggokan kata - kata, tak berbentuk, tak bersajak..
Karena ada rasa...

Rabu, 09 Juni 2010

Cinta Kita

Mengalun merajut ingatan
saat senyum terkembang
saat canda ditebarkan
saat bersama menjadi harta terindah
cinta itu menyelimuti
Rasaku melambung menebarkan riang
saat bersama
menenun canda
merangkai bahagia
bersama...

Ya, detik tak ingin berdiam
berjalan meninggalkan
butiran dan potongan kisah
cerita indah untuk dikenang

Melangkah bersama
Tapi arah yang berbeda
dalam hati terus terjalin
berjalan menjauh
berpisah jalan
tapi tenang saja
hanya sementara

aku melangkah
tersandung ego dan manja
terluka sementara
menahan perihku sendiri
tapi
sayup sayup kudengar
terbawa semilir angin
rintih tangis sebutir cinta
bersama potongan cintaku yang lainnya

Ada apa?
Baru saja usai tangisku
Kudengar tangismu
Baru saja reda emosiku
Kurasa dahsyatnya emosimu

Oh Tuhan... Inikah cobaan?
Saat kami tengah melangkah terpisah
terpaut satu oleh jalin kasih
Kau getarkan alur cinta kami
Kau riakkan tenang air cinta kami

Oh Tuhan... Inikah ujian?
Untuk mempererat makna cinta kami
kumohon Tuhan
hentikan tangisnya
rapuhnya turun menjadi rapuhku
kumohon Tuhan
redamkan emosinya
ledakkan emosinya
juga mengalir di darahku..

Kumohon...
hentikan tangisnya...
Kuatkan jiwanya...
Kokohkan cinta kami...
selalu
selamanya...

Tolonglah, Ya Allah...

cintaku, seutuhnya milik kalian.. selalu, selamanya.... Aku sayang kalian Pa, Ma, Mas... :)

setelah kubaca ulang, jadi wagu *agak aneh.. :D "Untitled"

dalam lingkar rengkuhku
aku mengais rasa
aku merindu bahagia
kutinggal asaku
kubuang mauku
pada satu ego tak bernyawa
membuatku buta akan rasa

sesak mendesak hati menyempit
bisik-bisik sendiri merayu-rayu
untuk bahagia yang tengah bernyanyi
dan menamparnya bungkam
menghajarnya menepi
Sampai sepi menjadi rasa
Hingga ego tertawa
Dan gelap membahana

Aku terpendam dalam diam
aku menyelam dalam sunyi
meninggalkan asaku
membuang mauku
terbahak dalam senyap
merapuh dalam sendiri

Lalu,,,

Dentaman tabu menggelegar
membuka mata terpejam
menghantam jiwa melayang
meninju akal tertawa gila
menggetarkan sekujur raga
mengalirkan air sesal
merintih dalam tatap cahaya
membuka semua pandang

Ah,, sendirilah sang tabu
kepedihan panik kehilangan alasan
kesengsaran berlari terbakar pandang
merana hilang tertelan realita
mereka yang kupuja

Saat aku merintih
kudengar rintihan mereka
Saat aku menyendiri
kudengar panggilan mereka
Saat aku terisak
kudengar isakan mereka
tapi puas tak pernah kusapa

tapi apa??
derita mereka bukan deritaku
tangis mereka tak sampai di telingaku
kepedihan mereka tertutup oleh pedih semuku
senyum derita mereka kutatap iri oleh rintihku

mereka tertawa
mereka tampak selalu bahagia
seakan tak ada angin yang kan menggoyah mereka
seakan ombak tak ingin melebur karang mereka
tapi semua sama

sedihku sedih mereka
sedih mereka menjadi sedihku
tawaku tawa mereka
tawa mereka menjadi tawaku

sedih dan tawa
selalu datang silih berganti
pasti

tak ada sendiri
ada mereka
tak ada sepi
ada mereka

bersama,,,
kurasakan rasaku dan rasa mereka....
:)

Selasa, 08 Juni 2010

Aku dan Pangeran... *part 2

Tersungut - sungut aku melangkah.. Kusapa bintang yang tengah menaungiku dalam malam indah ini. Wahai bintang, bantu aku... Aku ingin melihat dan menyapa pangeran..

Semakin aku melangkah, tubuhku memanas, getaran di sekujur tubuhku menguat. Hatiku melambung. Kupandang kitab milik seorang temanku. Beruntung, aku mememiliki teman yang bekerja di kerajaan. Sungguh beruntungnya dia, menyokong pangeran dalam pertunjukkan yang akan di adakan saat festival nanti. Dan saat ini aku ke tempat ini bukan untuk pangeran, sama sekali bukan. Aku ingin menyerahkan kitab ini, milik temanku itu. Tapi tetap saja. hatiku terbakar. Saat aku tau, ada kesempatan untukku bertemu pangeran... Di saat para anggota kerajaan tengah sibuk menyiapkan festival kerajaan. Di saat pangeran tak sempat lagi mengunjungi desa..

Ah, pangeran... Aku tau, mungkin aku memang sama sekali tidak sepadan dan tidak cocok untuknya. Aku juga tidak pernah berani mengkhayalkan menjadi pendamping hidup pangeran. Aku tau, aku sadar. Aku hanyalah rakyat biasa, yang memujanya, pangeran.. Dengan senyum riangnya pada semua, dengan keramahannya, dan kebaikan hatinya. Jantungku pun tak pernah berhenti berdetak kencang saat aku berada di dekatnya. dekat? Apakah jarak 20 meter bisa dibilang dekat? Karena saat ini wajahku memanas, tubuhku ikut berdetak.. aku tau pangeran di sana, di panggung itu yang berjarak sekitar 20 meter dari tempatku berada.

Dengan lega aku menyapa temanku. Lega? Apakah saat tubuhku memanas, wajahku merona, dan bulir keringat perlahan menetes ini bisa menjadi tanda - tanda kelegaan? Aku menyapa temanku, memberikan kitab miliknya. Ia mengajakku masuk dan menonton latihan pagelaran yang akan mereka lakukan. Waw, sungguh tawaran yang luar biasa. Ingin aku masuk dan menatapnya selama yang aku bisa. Menatapnya bergerak lincah dan indah. Ah, bahagianya...

Tapi ada yang menggenggam kedua kakiku. Ada yang menenggelamkanku. Kucari kembali sosok pangeran, ah. Jantungku berhenti berdetak. Lidahku seakan mencari perlindungan saat ia berkata, "Ah, gak usah deh aku pulang dulu, sudah malam, Daaagh!"

Tak ada lagi yang menggenggam kedua kakiku, tak ada lagi yang menenggelamkan tubuhku di tanah itu. Aku terlempar. Aku diterbangkan. Secepat kilat aku berlari, menjauhi sosok pangeran. Menjauhi sumber dari semua kesesakkan ini. Tubuhku butuh udara, sesuatu yang susah kudapatkan di saat aku berada di dekatnya, pangeran..

Ah.. Saat tersadar, aku tengah berjalan sendiri di bawah terpaan bintang. Mereka seakan menertawakan ke"pengecut'an ku.. Aku pun tak tau. Kemana perginya semua keberanianku? Masih bisa kurasakan degub jantungku, saat aku membawa semua bayangan pangeran tadi ke dalam kepalaku. Aku, aku sangat memujanya, membuatku susah untuk bernafas, dan,,, Lari..

Ya, melarikan diri dari rasa yang meluap-luap yang tak bisa kutanggung lagi. Menyedihkan sekali. Dan aku terus berjalan pulang, dihibur oleh nyanyian jangkrik sepanjang perjalananku. Ah, indahnya suara mereka.

Aku sampai di gubukku. Masih dapat kuingat wajah pangeran saat itu, masih dapat kurasa degup dan panasnya wajahku saat itu. Tapi, aku pun masih dapat mengingat alunan nyanyian jangkrik yang menenangkanku.

Ah, sudahlah.. Terimakasih jangkrik, yang telah menenangkanku. Pangeranku, selamat malam..
Dan kusudahi malamku...

Kamis, 03 Juni 2010

Perihku

Berlari meninggalkan nyata
Menyeruak pikir memeluk pekat hampa
Menari-nari bersama khayal
Pencipta rasa hampa dan perih yang membuat rindu
Mencumbunya, gelap sesat dan tangisan darah
Merangkulnya, mati rasa dan tatap tak bernyala
Merengkuhnya, bisikan setan dan tawaran kematian
Bermain bersamanya, ego dan manja
Bersenang - senang bersama rasa dalam palung kegelapan
Merasakan nyaman berselimut rasa sesat
Biarkan, tinggalkan aku di sini
Jangan panggil aku, jangan bawa aku
pada nyata...
Karena nyata, memeras air mata
Karena nyata, tengah bergemuruh dan akan membantaiku
Karena nyata, tengah poranda oleh badai emosi
yang memanggil perih
yang kan menularkan perihnya
pada orangorang yang kusayangi, kalian...
Jadi, biarkan aku di sini
Jangan pedulikan aku saat ini
Aku yang tengah menikmati perih yang tak ingin kubagi
Biarlah perihku terpendam
Saat aku ingin membahagiakan kalian... =)