Kata menjadi penghibur lidah yang kelu, menjadi benang pada jarum bernama bahasa, sebentuk aliran dari perasaan...

Senin, 02 Juli 2012

I just heard two songs.. Actually i just watched Indonesian Idol,, the two singers, my fav,, just sang a song, that remind me of someone. Who? Yup, it;s the unknown.. Again.
Sudah lama aku menikmati hari - hariku melupakan unknown.. Tapi tiba2 dua lagu berikut menarik kembali kehadirannya dalam hati dan pikiranku..

UNTUKKU - CHRISYE.
Kemana langkahku pergi
Slalu ada bayangmu
Ku yakin makna nurani
Kau takkan pernah terganti

Saat lautan kau sebrangi
Janganlah ragu bersauh
Ku percaya hati kecilku
Kau takkan berpaling

Reff:
Walau keujung dunia, pasti akan kunanti
Meski ke tujuh samudra, pastu ku kan menunggu
Karena ku yakin, Kau hanya untukku

kembali ke -

Pandanglah bintang berpijar
Kau tak pernah tersembunyi
Dimana engkau berada
Disana cintaku

kembali ke Reff

(Duet):Walau ke ujung dunia
Pasti akan kunanti
Meski ketujuh samudra
Pasti ku kan menunggu (3x)

Karena ku yakin, kau hanya untukku
Karena ku yakin, kau hanya untukku
Hanya untukku..


MENUNGGUMU- CRISYE ft. PETERPAN

Didalam sebuah cinta...terdapat bahasa
Yang mengalun indah...mengisi jiwa
merindukan kisah...kita berdua
Yang tak pernah akan terlupa

Bila Rindu ini..masih milikmu
Kuhadirkan sebuah..tanya untukmu
Harus brapa lama..aku menunggumu..
aku menunggumu...

Didalam masa indah...saat bersamamu
Yang tak pernah bisa...akan terlupa
Pandangan matanya menghancurkan jiwa
Dengan segenap cinta...aku bertanya

Bila Rindu ini..masih milikmu
Kuhadirkan sebuah..tanya untukmu
Harus brapa lama..aku menunggumu..

Dalam hati kumenunggu..
Dalam hati kumenunggu..aku...
Dalam benak kumenunggu..
Dalam hati kumenunggu..aku...
masih menunggu....

Bila Rindu ini..masih milikmu...
Kuhadirkan sebuah..
harus berapa lama...Harus brapa lama...
aku menunggumu..aku menunggumu..

Kamis, 14 Juni 2012

The unknown

Or maybe I shouldn't stop believing?

Minggu, 03 Juni 2012

This is me...

Ada sebuah mimpi yang kupegang sejak duluuu sekali.. Saat aku mengagumi langit cerah dengan hembusan angin hangat.. Saat aku terpesona menatap sosok pangeran dari buku dongeng pinjaman milik sepupuku. Sebuah mimpi yang seakan membuatku buta akan dunia..

Saat aku menangis di pojok kamar sambil mengurung diri tidak makan seharian karena masa terkejut melihat realita,, mimpi itu masih kupegang.. Walau entah sudah berapa liter air mata aku hasilkan karena tangis tak terima pada realita yang terkadang kejam. Aku terlalu sibuk hidup di dunia penuh warna, impian, dan cerita sejak kecil... Entah salah siapa. Tak ada. Bukan salah papa-mama ku yang menaburkan sayang dan peduli yang sangat padaku saat kecil. Bukan salah mereka yang begitu menyayangiku sehingga semua yang kuperlukan selalu tersedia dengan menjadi anak baik. Aku hanya perlu menjadi anak baik, dan bum! kasih sayang melimpah dan semua yang aku perlukan ada begitu saja...

Sampai usia menuntunku untuk pergi berjauhan dari mereka untuk melanjutkan studiku. Tak ada aturan yang aku pegang dari mereka untuk menuntunku lagi. Kakakku? Dia terlalu sibuk mengurusi dirinya dan keluarga kecil yang baru saja dia bangun. Kulakukan semua sendiri, yah, tidak semua juga sih.. Dan aku masih berusaha menjadi anak baik.. Tapi hasilnya? Tak ada sihir bum! itu lagi.. Aku terkejut. Pada kecuekan kakakku. yah, sebenarnya bukannya cuek, hellooo, dia punya dunianya sendiri, dan aku bukan prioritas utamanya yang harus selalu dia perhatikan kan?

Pertengkaran. Ya, aku melihatnya. Perkelahian, perselisihan, kebohongan, dan ketidak percayaan. Di dunia dongen penuh impian yang seperti itu tidak ada, yah, kalaupun ada tak akan terjadi lama. Tapi di sini? aku melihatnya hampir setiap hari. Aku menahannya. "Anak baik... Anak baik.. Anak baik..." terus kukatakan pada diriku.. dan hasilnya?

Ya, kutemukan bum! itu. Bukan bum! ibu peri cinderella yang membawa kebahagiaan. Tapi bum! meledakkan tangisan, kesepian, kegelapan, dan keterpurukan. Aku terkejut pada realita..
Yap, muncullah sisi diriku yang gelap, atau kerennya dark side. Aku yang murung dan pura - pura menangis dalam kesendirian. Aku yang cemberut dan tidak peduli pada apapun lagi. Aku yang seenaknya sendiri..
Walau terkadang sisi fairytale ku muncul. aku yang penuh senyum, keceriaan, dam kebaikan yang tulus..
Yang saat ini kusadari,, itulah awal mula tumbuhnya gangguan afektif bipolar pada diriku. Yup, dalam perjalanan menjadi seorang dokter seringkali kamu menemukan ternyata terjadi kejanggalan pada dirimu sendiri. Itu yang kualami. Sambil belajar cara mendiagnosis penyakit pasien, kamu juga belajar untuk mendiagnosis dirimu sendiri..

Oia, tadi aku sedang membicarakan mimpi yang masih terus kupegang walau telah terbentuk diriku yang begitu ya? Mimpi ini tetangnya.. Seseorang yang ditakdirkan untuk menemani hidupku..
Hmm,, tapi cerita itu terlalu panjang.. Selain membicarakan sisi diriku yang bipolar,, aku juga punya gangguan kepribadian dependen. Apa itu? Mungkin lain kali aku ceritakan lagi. Pagi ini, cukup sampai di sini.. :)

Senin, 30 April 2012

Kisahku

Satu ~

Aku terbangun oleh kecupan warna indah dunia. Saat rasa terlihat seolah sempurna. Dan mata melaju melukiskan penglihatan yang imajiner akan masa depan, dengan bola kaca harap bening yang tergantung tinggi. Semakin tinggi, dan tinggi, setelah dia tumpahkan padaku kisah dari hidupnya, setelah dia berikan padaku sebuah kepercayaan yang menjadi harta paling berhargaku. Aku terbuai oleh waktu yang berputar, membiarkannya menguasai seluruh hati tanpa seorang lain pun sempat melihatnya...

Dan saat aku masih belum tersadarkan, dia hempaskan bola kaca harap pada sudut dunia yang mengeras, meninggalkan pecahan - pecahan kaca yang menancap hampir di seluruh permukaan hatiku. Sebuah luka menyeluruh, begitu perih..

Entah dunia tengah mengujiku atau bahkan membantuku.. Mereka pisahkan duniaku dan dunianya yang hanya terjalin dalam sapa maya yang pun jarang aku sentuh. Hingga waktu, yang menahun,, aku cabut perlahan pecahan kaca di hatiku dan membalut lukanya,, satu persatu.. Dan saat tanganku terluka oleh pecahan kaca itu sendiri saat ku sedang membalut luka di hatiku, kudapati tanganku terulur, dan seseorang tengah menggapai tanganku. Perlahan tapi pasti, hatiku sembuh, lukaku sirna.. Dan pemilik uluran tangan itu, kini menjadi milik hatiku yang baru saja bebas dari luka...

Dua ~

Aku tengah berjalan dalam sebuah proses penyembuhan hati. Aku berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tanpa mengenal pasti siapa pemilik tempat itu. Aku bahkan berlari tunggang langgang saat pemilik tempat-tempat itu sempat berhasil menyentuh hatiku. Hatiku masih lemah, terluka, tak berdaya...

Entah bagaimana, dia masuk ke dalam hidupku dengan lukanya sendiri. Aku melihatnya sendiri, bagaimana ia mulai terluka dan bagaimana ia berjalan penuh kegigihan untuk mengobati lukanya itu, bahkan kusadari jauh lebih sakit dan parah dari lukaku sendiri.. Kegigihan dan kekuatannya itu seolah menguatkanku. Banyak sosok diriku terpantul pada dirinya. Seolah kita mengenal lama satu sama lain, benang pengertian terjalin begitu nyata diantara kami.. Walau sapa jarang terlantunkan, benang itu tak pernah terputus tetap ada dalam suatu jalinan persahabatan yang terasa begitu magis, aneh dan begitu saja tercipta...

Kurasakan hatiku kembali berdenyut dan aku merasa nyaman. Aku tinggal di satu tempat miliknya, tanpa berpindah. Perlahan lukaku sembuh, dengan bantuan - bantuan kecil darinya. Kami berjalan bersama tapi tidak bersinggungan.. Aku pada jalanku, dan dia pada jalannya...