Kata menjadi penghibur lidah yang kelu, menjadi benang pada jarum bernama bahasa, sebentuk aliran dari perasaan...

Senin, 30 April 2012

Kisahku

Satu ~

Aku terbangun oleh kecupan warna indah dunia. Saat rasa terlihat seolah sempurna. Dan mata melaju melukiskan penglihatan yang imajiner akan masa depan, dengan bola kaca harap bening yang tergantung tinggi. Semakin tinggi, dan tinggi, setelah dia tumpahkan padaku kisah dari hidupnya, setelah dia berikan padaku sebuah kepercayaan yang menjadi harta paling berhargaku. Aku terbuai oleh waktu yang berputar, membiarkannya menguasai seluruh hati tanpa seorang lain pun sempat melihatnya...

Dan saat aku masih belum tersadarkan, dia hempaskan bola kaca harap pada sudut dunia yang mengeras, meninggalkan pecahan - pecahan kaca yang menancap hampir di seluruh permukaan hatiku. Sebuah luka menyeluruh, begitu perih..

Entah dunia tengah mengujiku atau bahkan membantuku.. Mereka pisahkan duniaku dan dunianya yang hanya terjalin dalam sapa maya yang pun jarang aku sentuh. Hingga waktu, yang menahun,, aku cabut perlahan pecahan kaca di hatiku dan membalut lukanya,, satu persatu.. Dan saat tanganku terluka oleh pecahan kaca itu sendiri saat ku sedang membalut luka di hatiku, kudapati tanganku terulur, dan seseorang tengah menggapai tanganku. Perlahan tapi pasti, hatiku sembuh, lukaku sirna.. Dan pemilik uluran tangan itu, kini menjadi milik hatiku yang baru saja bebas dari luka...

Dua ~

Aku tengah berjalan dalam sebuah proses penyembuhan hati. Aku berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tanpa mengenal pasti siapa pemilik tempat itu. Aku bahkan berlari tunggang langgang saat pemilik tempat-tempat itu sempat berhasil menyentuh hatiku. Hatiku masih lemah, terluka, tak berdaya...

Entah bagaimana, dia masuk ke dalam hidupku dengan lukanya sendiri. Aku melihatnya sendiri, bagaimana ia mulai terluka dan bagaimana ia berjalan penuh kegigihan untuk mengobati lukanya itu, bahkan kusadari jauh lebih sakit dan parah dari lukaku sendiri.. Kegigihan dan kekuatannya itu seolah menguatkanku. Banyak sosok diriku terpantul pada dirinya. Seolah kita mengenal lama satu sama lain, benang pengertian terjalin begitu nyata diantara kami.. Walau sapa jarang terlantunkan, benang itu tak pernah terputus tetap ada dalam suatu jalinan persahabatan yang terasa begitu magis, aneh dan begitu saja tercipta...

Kurasakan hatiku kembali berdenyut dan aku merasa nyaman. Aku tinggal di satu tempat miliknya, tanpa berpindah. Perlahan lukaku sembuh, dengan bantuan - bantuan kecil darinya. Kami berjalan bersama tapi tidak bersinggungan.. Aku pada jalanku, dan dia pada jalannya...