Kata menjadi penghibur lidah yang kelu, menjadi benang pada jarum bernama bahasa, sebentuk aliran dari perasaan...

Minggu, 27 Februari 2011

Babak Baru

Lama aku bertumpu pada rasa yang telah menggerogoti sebagian jiwaku..
Lama aku berpeluk pada kisah tepukan yang senang menyendiri..
Lama aku menggenggam senyuman pahit saat pemilik hati pergi meletakkan hatinya pada hati yang lain..
Lama aku meraih gelar berharga tapi bukan yang pertama apalagi selamanya..
Ya, lama aku merengkuh rasa hampa tersambut genggaman tangan, tapi bukan tepukan..
Seorang baik, tapi bukan pemilik rasa milik jiwa lain..
Yang tersenyum, menanti pelukan, tapi hanya tersambut senyuman..
Dan membiarkan diriku mengambang, tergantung, sekarat...

Lelah, kelepas semua, walau tumpuan, pelukan, dan genggaman masih bisa kurasa
walau semua belum benarbenar sirna, aku mencoba...
Perlahan, aku terbebas akan rasa...


Aku ingat saat itu, saat rasa yang menjadi tumpuanku telah kulepas,, hembusan badai kehidupan menerjang dan hampir merobohkanku, kau beri aku uluran tangan itu..
Ya, berkali kau beri uluran tanganmu, sepatah kata semangat untuk menegakkanku..
Kau pun mengukir senyumku dengan celotehmu, tapi ku tahu satu, aku hanyalah satu dari beragam warna kehidupanmu..
Bukan warna terang istimewa dalam hidupmu, apalagi hatimu..
Aku yang telah bersusahpayah melepas tumpuan akan rasa,, hanya membiarkan semua berlalu...

Entah waktu tengah membantuku, atau menjerumuskanku...
Kutangkap kilatan itu, bukan nomor satu, tapi ada setapak jalan penuh tantangan untuk menuju ke arah itu..
Semakin lama, aku melihatnya, jalan itu panjang dan tampak penuh liku..
Aku tak tau...
Kau masih menegakkanku saat badai tengah melandaku
Kau masih mengukir tawaku dengan segala tingkahmu

Rasa itu memanggilku, menggodaku, untuk kembali bertumpu padanya..
Kini jalan yg kulihat semakin jelas, tapi tampak panjang dan penuh tantangan..
Haruskah aku mengambilnya? bertumpu lagi pada rasa? mengecup pahit manis saat kubiarkan seseorang memasuki hatiku..?
Ingin kubiarkan kau merasuki relung hatiku,,
tapi takut seolag menghalangiku.. Tapi kemudian hati ini meronta, dan berteriak seketika..
Kubiarkan kau memasukinya! Dan hai rasa, kembali kutumpu jiwaku padamu..
Dan kau,, tolong, jagalah aku, jangan kau koyak aku yang baru tersembuh dari luka, jaga aku, lewat celah yang kau buka, untuk menuju hatimu...


Dan aku melepas takutku, kembali memasuki babak baru...

Rabu, 23 Februari 2011

Masih

Detik meremasku dan meniupkan puing aku dalam pusaran waktu
Mengajak memori usang yang tengah tertidur untuk berdansa denganku
Dalam putaran gambar yang makin terngiang
Dalam gemuruh detak yang mengencang dan hati yg tertawan
Satu rasa bagai tersadarkan
Setelah waktu menaburkan debu kelabu padanya yang tengah terlelap
Yang diam karena pikir sedang ingin bertualang, saat nyata sedang ingin berkuasa
Yang tak bergerak karena sosok pembangkit tengah menghilang, tertelan kehidupan
Dan saat nyata tiada lagi menatap galak dengan pesonanya
Dan saat kehidupan kembali membawa sosok pembangkit ke dalamnya
Ia tiada lagi diam ataupun terlelap
Bergetar hebat, bersama deru aliran darah yang terus terpacu
bersama potongan ingatan yang terus menyatu
seketika mengalunkan satu cerita akan rasa
Ya, masih seperti dulu
Detak yang menderu, udara yang menipis
Saat kau hadir kembali, menyentuh titik rasa
Saat kau berlari kembali, memasuki tiap inci kepala dan hatiku
Saat kau menyapaku
Saat kau bicara denganku...