Kata menjadi penghibur lidah yang kelu, menjadi benang pada jarum bernama bahasa, sebentuk aliran dari perasaan...

Senin, 30 Mei 2011

Rindu

Dalam celoteh riang mereka aku termangu. Menumpuk gelap pada pusara cerita yang belum pernah terukir. Terbayang berjuta angan dan pertanyaan. Tunjukkan padaku, warna langit yang kau tatap. Bau udara yang berdesing di sekitarmu. Lukisan indah yang Dia ciptakan pada wajahmu. Tunjukkan padaku, datanglah padaku.

Dalam hampa udara malam yang bergeming. Saat jiwa jiwa terlelap bersama genggaman satu – satunya cinta sejati milik mereka. Aku menatap kosong pada kedua tangan yang menganga, menunggu kau datang menghinggapinya. Menahun, tangan ini mengering, tersapu teriknya desahan sengau penantian dan keasaman air mata

Kembali terngiang putaran – putaran kehidupan mereka. Bahagia dan duka saat merajut benang kehidupan dari dua pintal yang berbeda, dua yang dibentuk untuk menjadi satu. Mereka yang menemukan pasangan pintal mereka, yang tengah merajut perlahan menjadi kain halus yang menghangatkan.

Aku cemburu dalam penantian, sesak oleh ragu yang terbentuk oleh kikisan pengharapan yang melapuk perlahan, tapi tetap utuh pada lapisan terdalam oleh suatu keyakinan.

Aku rindu, rindu berpeluh sesak saat tiada gambaran atau setitik kata melabuh saat kuhadirkan kau dalam angan. Rindu mendalam, padamu. Tanpa nama, tanpa wajah, tanpa tubuh, tanpa suara. Tidak, belum.

Tapi aku masih sanggup berdiri tegak dan merentangkan tangan, menanti hadirmu, cintamu, yang terindah sepanjang hidupku... :)

Rabu, 02 Maret 2011

Jatuh


Saat aku terperangah melihat gerbang rasa, aku terhenti.  Kutahu saat ini genggamanku tak begitu kuat, tapi entah apa yang mendorongku, aku melangkah maju. Menjatuhkan diriku pada lubang rasa yang menganga, tanpa pegangan, tanpa tuntunan.Tentu, kuhanya terperosok jauh, merasakan siraman adrenaline yg luar biasa.
Tapi, sekujur tubuhku pun perih, gesekan tanah yang kasar serta tumbuhan rambat yang berduri.
Tanpa kusadari mereka tengah melukaiku.

Panik, aku mencari genggaman, tapi tubuh seolah lunglai.Aku terus terperosok, dengan tubuh yang terkikis dan semakin penuh luka.Kutahu aku harus segera berpegang dan menghentikan ini semua.Tapi, akal telah kutinggal di tepi lubang rasa yg menganga ini. Aku hanya memejam, menikmati segala perih yang kurasa..
Ah, entah rasanya aku malas untuk menahan tubuhku agat tidak semakin terjatuh, walau kutahu aku harus menyudahi ini semua.. Tolong aku Ya Allah,, ulurkan tangan-Mu lebih dalam lg,, Aku lelah, ingin berhenti, tapi kata "ingin" itu tetap saja membuatku terus terperosok dan bertambah luka...

Minggu, 27 Februari 2011

Babak Baru

Lama aku bertumpu pada rasa yang telah menggerogoti sebagian jiwaku..
Lama aku berpeluk pada kisah tepukan yang senang menyendiri..
Lama aku menggenggam senyuman pahit saat pemilik hati pergi meletakkan hatinya pada hati yang lain..
Lama aku meraih gelar berharga tapi bukan yang pertama apalagi selamanya..
Ya, lama aku merengkuh rasa hampa tersambut genggaman tangan, tapi bukan tepukan..
Seorang baik, tapi bukan pemilik rasa milik jiwa lain..
Yang tersenyum, menanti pelukan, tapi hanya tersambut senyuman..
Dan membiarkan diriku mengambang, tergantung, sekarat...

Lelah, kelepas semua, walau tumpuan, pelukan, dan genggaman masih bisa kurasa
walau semua belum benarbenar sirna, aku mencoba...
Perlahan, aku terbebas akan rasa...


Aku ingat saat itu, saat rasa yang menjadi tumpuanku telah kulepas,, hembusan badai kehidupan menerjang dan hampir merobohkanku, kau beri aku uluran tangan itu..
Ya, berkali kau beri uluran tanganmu, sepatah kata semangat untuk menegakkanku..
Kau pun mengukir senyumku dengan celotehmu, tapi ku tahu satu, aku hanyalah satu dari beragam warna kehidupanmu..
Bukan warna terang istimewa dalam hidupmu, apalagi hatimu..
Aku yang telah bersusahpayah melepas tumpuan akan rasa,, hanya membiarkan semua berlalu...

Entah waktu tengah membantuku, atau menjerumuskanku...
Kutangkap kilatan itu, bukan nomor satu, tapi ada setapak jalan penuh tantangan untuk menuju ke arah itu..
Semakin lama, aku melihatnya, jalan itu panjang dan tampak penuh liku..
Aku tak tau...
Kau masih menegakkanku saat badai tengah melandaku
Kau masih mengukir tawaku dengan segala tingkahmu

Rasa itu memanggilku, menggodaku, untuk kembali bertumpu padanya..
Kini jalan yg kulihat semakin jelas, tapi tampak panjang dan penuh tantangan..
Haruskah aku mengambilnya? bertumpu lagi pada rasa? mengecup pahit manis saat kubiarkan seseorang memasuki hatiku..?
Ingin kubiarkan kau merasuki relung hatiku,,
tapi takut seolag menghalangiku.. Tapi kemudian hati ini meronta, dan berteriak seketika..
Kubiarkan kau memasukinya! Dan hai rasa, kembali kutumpu jiwaku padamu..
Dan kau,, tolong, jagalah aku, jangan kau koyak aku yang baru tersembuh dari luka, jaga aku, lewat celah yang kau buka, untuk menuju hatimu...


Dan aku melepas takutku, kembali memasuki babak baru...

Rabu, 23 Februari 2011

Masih

Detik meremasku dan meniupkan puing aku dalam pusaran waktu
Mengajak memori usang yang tengah tertidur untuk berdansa denganku
Dalam putaran gambar yang makin terngiang
Dalam gemuruh detak yang mengencang dan hati yg tertawan
Satu rasa bagai tersadarkan
Setelah waktu menaburkan debu kelabu padanya yang tengah terlelap
Yang diam karena pikir sedang ingin bertualang, saat nyata sedang ingin berkuasa
Yang tak bergerak karena sosok pembangkit tengah menghilang, tertelan kehidupan
Dan saat nyata tiada lagi menatap galak dengan pesonanya
Dan saat kehidupan kembali membawa sosok pembangkit ke dalamnya
Ia tiada lagi diam ataupun terlelap
Bergetar hebat, bersama deru aliran darah yang terus terpacu
bersama potongan ingatan yang terus menyatu
seketika mengalunkan satu cerita akan rasa
Ya, masih seperti dulu
Detak yang menderu, udara yang menipis
Saat kau hadir kembali, menyentuh titik rasa
Saat kau berlari kembali, memasuki tiap inci kepala dan hatiku
Saat kau menyapaku
Saat kau bicara denganku...

Sabtu, 29 Januari 2011

Aku Masih Ingat

Aku masih ingat

saat pendar siang masih menempel di sekujur tubuhku

saat peluh pijar terang masih membasahiku

dan saat bising hiruk pikuk masih mendengung di telingaku


Aku masih ingat akhir itu

lambaian mentari di ujung senja

tawa cahaya di sisa keberadaannya

peluk rembulan yang menyapa kebangkitan malam


Aku tentu masih ingat

walau sang mentari tengah terlelap dalam tidur panjangnya

walau cahaya seakan berlari menjauh, takut akan gelap lingkar mataku

walau siang telah lama tunduk pada sang malam, bersembunyi, tak pernah kembali


Aku terdiam mengambang pada pusaran malam

Bahkan bintang pun menciut termakan gulita

Tanpa setitik cahaya, melayang, berputar menghitung hampa

Tapi aku masih ingat

karena lupa telah kubekap bersama harap

Karena aku masih ingat dan terus menantikan

saat siang kembali menyapaku..

Senin, 24 Januari 2011

Bertahan Di Sini

Aku memanggil sang waktu, memintalnya menjadi benang kehidupan, memajangnya menjadi hiasan perjalanan. Kubuka kotak ceritaku, terkumpul padanya bayangan sang pangeran. Merakit potongan - potongan kejadian, melantunkan nada - nada perasaan.

Bersama sisa penggalan waktu yang belum terpintal, kuukur panjangnya waktu terulur sejak kupatrikan nama sang pangeran, dalam, pada hati yang sebelumnya penuh luka. Panjang.

Bersama piringan hitam hati yang pernah bernyanyi, kuputar alunan - alunan melodi saat raga ada di sampingmu. Segenggam tawamu, sekotak tatapmu, secangkir suaramu. Yang selalu menemaniku dalam sendu senja. Yang membalut hatiku akan rasa, menguatkanku.

Bersama detik - detik yang pernah berlalu, kukecup jutaan rasa yang berbaur bersama tawa, senyuman, cemas, serta tetes air dari mata bulatku, Itulah pelangi ciptaanmu di hatiku.

Bersama sepoi angin kenyataan, aku terbawa arus perasaan. Telah kuketuk pintu hatimu. Taukah kau? Senyum terkembang saat kau bukakan pintu itu sedikit saja olehmu dan kau sambut dengan senyum lembutmu. Senyumku yang menghilang secepat ia terkembang, saat kutatap seseorang telah berdiri di dalam sana. Seseorang yang telah kau masukkan ke dalam hatimu.
Tersadar, kukembangkan kembali senyumanku, meski tak selebar sebelumnya. Karena aku suka senyumanmu, saat kau sambut aku di teras hatimu.

Aku bertahan di sini, di teras hatimu, menyanyikan senandung untukmu, yang kau balas dengan senyum indahmu, karena aku suka senyum lembutmu itu.

Aku bertahan di sini, menatap dari jendela hatimu, kamu yang sedang bersamanya, duduk nyaman bersama dalam kehangatan hatimu.

Aku bertahan di sini, di teras hatimu, karena senyum indahmu, karena aku sahabatmu.....

Sabtu, 15 Januari 2011

Sebatas Cerita

Hampir setahun blogging, kok lama - lama isinya puisi (kalo bisa dibilang puisi) semua ya??
Sudah lama gak bercerita di blog. Semakin banyak kesibukan, jadi semakin jarang blogging, sudah begini aku malah bikin akun tumblr baru..
hehe..
Yah, semoga masih bisa tetap meng-update semuanya! :)
Karena saat bahasa tak mampu untuk bersuara, tinta menjadi perantara..
Saat lidah lumpuh tak dapat berdansa, jari menari mengetikkan rasa..
Dan saat mata tak kuasa berkata melalui cahayanya, layar bercahayalah yang menangkapnya, melepasnya, tanpa suara, hanya kata..

Kamis, 13 Januari 2011

Hatiku dalam Aku

Tergugu dan termangu, aku membeku...
Bersama khayal yang menari lincah, menyambar tiap kejadian
memintalnya dalam bongkahan benang yang beku
tak beraturan, berantakan..
Seolah waktu menggeretku menjauh dari keteraturan
Asa berebut dengan kesiasaan, membimbingku ke peraduan mereka
Aku yang sedang membeku dan terombang ambing dalam permainan mereka
Mereka tertawa, mengejek, menghina
pada tiang kokok kehidupanku yang mulai melemah
pada anganku yang bermain terlalu jauh, tidak pada tempatnya
pada pikiranku yang berlari, ketakutan akan beban ringan yang tampak berat
pada hatiku yang menangis dibalik jeruji kesombongan
jeruji jeruji yang meredam satu kekuatan yang tidak terbatas
Bangunlah hatiku!
Jangan menangis!!!
Lawanlah mereka! Hadapi mereka!
Gerakkan tubuhmu yang mulai membeku! Kokohkan tiangmu!
Panggil angan u kembali! Kuasai pikiranmu!
Aku tau kau pasti bisa!
Karena kaulah hatiku, bagian dari diriku...
Bangkitlah! Wahai aku....